Jumat, 28 Desember 2018

I’m feeling overwhelmed

Desember 28, 2018 1



Saya kadang bingung dengan kehidupan yang saya jalani.

Katanya hidup adalah pilihan, tapi ketika kita menentukan sebuah pilihan, kenapa banyak orang yang komentari. "Yaudahlah, yang penting aku udah kasih tau" "seriusan masa kamu pilih yang itu? Itu gini loh" "kamu tuh seharusnya pilih yang ini," dan blaa blaaa sejenis.

Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?

Desember 28, 2018 1




Tulisan ini akhirnya tercipta setelah duapuluh dua hari menetap di negri Kinanah. Ada banyak sekali hal ingin aku ceritakan tentang negri ajaib ini. Tapi nanti saja deh, akan ku ceritakan satu-satu. Biar kamu yang baca gak bingung. Tulisan ini cuma buat santai santai saja, spoiler bahasa kerennya. Sudah banyak tulisan yang aku buat dengan feel melankolis, kali ini aku pengen buat tulisan yang lebih 'asik' dan yang baca ga mikir. Asli baca doang.

Kamis, 22 November 2018

Detik Waktu yang kian Berlalu

November 22, 2018 5



Hari ini, setelah beberapa puluh hari berlalu, aku akhirnya memutuskan untuk menuliskanmu kembali. Bukan karena aku telah berani untuk menemuimu. Tapi karna aku sadar, aku tidak bisa berlagak tidak apa-apa.

Sejujurnya aku gentar, keterusteranganku dalam menulismu akan menjadikan bumerang bagiku. Tapi kembali lagi aku sadar, bahwa ini adalah salah satu caraku untuk memperjuangkanmu. Aku tidak meminta apapun darimu, aku hanya senang menuliskanmu. Mengabadikanmu dalam tulisanku, merengut kembali inspirasi yang telah hilang bersamamu.

Sabtu, 03 November 2018

#NovemberProject : Masa Lalu untuk masa depan.

November 03, 2018 0
Dulu aku mengira masa lalu itu adalah masa-masa yang suram banget. Masa yang bahkan ketika diingat aku gamau lagi. Masa yang pengen aku buang dari jalan kehidupanku. Bahkan ketika ada orang yang mengusik masa laluku ketika dalam percakapan sehari-hari moodku langsung berubah. Aku tidak ingin hidup di masa lalu dan aku tidak ingin masa lalu menyetir kehidupanku sekarang. Itu menyebalkan.

Jumat, 02 November 2018

#NovemberProject : Would you rather....

November 02, 2018 2
Hallo! Bertemu lagi dengan November Project aku dan Alvi~ asli ini kayak telat banget gitu nge-postnya. Soalnya baru sempet malam ini, sedang punya Alvi udah tadi banget huhu maafkan. Wkwk Jadi, tema kali ini itu... Would you rather....
Ini tuh susah banget milihnya, soalnya kadang aku ga pengen dua duanya dan pengen dua duanya. Tapi ya gimana, Alvi nih.

Kamis, 01 November 2018

#NovemberProject : Semakin Aku Dewasa

November 01, 2018 2



Semakin aku dewasa, semakin aku mengerti bahwa umur hanyalah bilangan angka. Ia tidak lebih sebagai pengingat, mengijak tahun ke berapa kamu hidup di dunia. Bukan sebuah penentu kehidupanmu. Umur 18 tahun kau harus masuk kuliah, umur 22 kau harus lulus, umur 25 kau harus menikah dan mempunyai penghasilan sendiri. No. Kamu terus bisa melakukan apapun yang kamu mau, peduli amat dengam umur yang semakin bertambah. Intinya : Bermanfaat buat umat - Berperan di depan Allah. Sudah. Itu saja.

Rabu, 31 Oktober 2018

Jangan Lupa Bahagia.

Oktober 31, 2018 1



Zaman dahulu, saat kita masih kecil, sangat mudah rasanya menemukan kebahagiaan. Ia tercecer diantara lumpur dan tanah, di sebuah bola yang sudah tua nan usang, di lapangan, di sungai bahkan di sebuah layangan yang putus. Namun dewasa kini, rasanya kebahagiaan sangat sulit di temui. Butuh perjuangan untuk mendapatkan kebahagiaan. Rasa-rasanya ia menjelma menjadi barang mahal nan mewah. Jika kau tidak punya banyak uang, tidak punya followers banyak, tidak populer, tidak punya pacar ganteng atau cantik, tidak punya medsos, maka kamu ga bahagia. Tapi, benarkah parameter bahagia sepeti itu?

Minggu, 28 Oktober 2018

(Sebuah) Ring of Fire

Oktober 28, 2018 0



Beberapa bulan terakhir, Indonesia di kejutkan dengan beberapa bencana alam yang besar. Gempa di Lombok, Gempa dan tsunami di Palu, beberapa gempa berskala rendah hingga sedang di beberapa kepulauan  Indosesia, juga beberapa informasi yang mengatakan anak krakatau sudah mulai ingin memuntahkan laharnya. Dari sekian banyak bencana ini, membuat kita kembali menyadari sebuah kenyataan lama, yaitu. Indonesia berada dalam kawasan ring of fire.

Minggu, 21 Oktober 2018

Opini-nya Fira : Ungkapan Cinta.

Oktober 21, 2018 2



Hari ini saya ingin menulis, tapi sedang tidak ingin berpikir tentang tema. Akhirnya saya membuat penawaran di status wa. "kirimkan aku 3 kata lalu aku akan menuliskannya di blog" dan selang sejam setelah  status itu terbuat, saya segera hapus, karna sudah banyak pesan masuk, dan saya mungkin tidak mampu menuliskan semuanya. Maaf ya teman-teman, serasa php nih. Afwan! :)

Dan, ada dua orang yang mengirimkan kata "I Love You" dan " انا احبك في الله" yakni sahabat saya dan adik kelas yang tengah hamil. Sebenarnya tidak ada yang berbeda dari keduanya selain diambil dari bahasa yang berbeda, yakni : arab dan inggris. Tapi artinya sama, Aku cinta kamu. Dan itu adalah sebuah ungkapan cinta yang demi apa sangat mainstream sekali. Wkwkwk

Sabtu, 20 Oktober 2018

[#Menahan Takdir Series] #2 Selamat Tinggal, Ken.

Oktober 20, 2018 1

"Hingga pada akhirnya, rasa nyaman tidak pernah cukup untuk di jadikan alasan dari sebuah keputusan"

****

[Kayra]

Selamat Tinggal.

Aku, perempuan bodoh yang setiap harinya selalu mengedepankan ego. Ketika aku sedih, maka semua atmosfer di sekitarku ikut sedih, ketika aku marah, maka segala sesuatu di dunia ini juga akan terasa salah di hadapanku, dan ketika aku patah hati, kamu adalah kunci utama yang ingin sekali ku kubur bersama harta Qoruun. Aku tidak bisa berpikir saat ini, bukankah seharusnya dari awal aku tidak bermanis manis di hadapanmu? Jika akhirnya berakhir, bukankah kita seharusnya tidak saling menerima? Dasar bodoh.

"Kenapa, Ken?"

Minggu, 14 Oktober 2018

Oktober #2 : Untuk Wanita yang telah menggenapkan sebagian agama-Nya.

Oktober 14, 2018 0



Kemarin, langit masih gelap ketika aku sedang bersiap-siap berangkat ke pernikahan adik kelas yang akan menikah dengan teman sekelasku. Sungguh pernikahan mereka memang suatu kebetulan yang indah. Aku sama sekali tidak menyangka karena benar-benar mengetahui bagaimana perjalanan mereka berdua sejak smp hingga akhirnya keduanya menjadi ustdaz dan ustadzah. Dan, mungkin tidak ada yang menyangka jika ending kisah mereka seperti ini. Pasalnya, mereka berdua bahkan dulu mungkin tidak mengenal, hanya sekedar saling tahu, dan sekarang, mereka memutuskan untuk menjadi baju dari masing-masing. Ah, Jodoh memang misteri.

Sabtu, 06 Oktober 2018

[#Menahan Takdir Series] #1 Seharusnya Terlambat

Oktober 06, 2018 0

"Hanya karena aku baik dan peduli, bukan berarti kamu bisa jatuh cinta padaku."

[Keanu.Ver]

"Dan, dan bila esok, datang kembali, seperti sedia kala, dimana kau bisa bercanda dan perlahan kau pun, lupakan aku, mimpi burukmu"

Sebaris lagu lama yang selalu ter-ngiang - ngiang di kepalaku, sekarang secara mengejutkan menjadi nada panggilan di telepon genggam temanku. Ia mengisyaratkan izin untuk mengangkat telpon, aku mengangguk. Rapat kali ini tertunda lagi sekian menit. Aku menghentikan aktivitas mengetikku dan menatap laptop dengan tatapan asing. Entah mengapa aku merasa tidak mengenal diriku sekarang. Tanganku mengacak-acak rambutku, sebal. Peristiwa dua malam lalu langsung muncul sebagai highlight di pikiranku.

Kamis, 04 Oktober 2018

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Oktober 04, 2018 25



Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

Senin, 01 Oktober 2018

Minggu, 30 September 2018

[Review] Bts - Save Me And I'm Fine

September 30, 2018 1



Sejujurnya, saya sudah lama mengenal bts, waktu itu saat sma, teman saya sangat menyukai boyband korea ini. Tiap hari ada kesempatan membuka leptop, maka yang di putar adalah lagu milik bts. Seperti dope, boy in luv dsb.

Saya yang tidak suka dengan tipe tipe lagu full of rap dan keras seperti itu heran, bagaimana bisa dia suka. Lalu, suatu ketika saat tidak sengaja mendengarkan lagu Just One Day. Dan saat mengetahui makna lagu, saya langsung jatuh cinta. Apalagi di tambah dengan lagu i need you dan run.

Jumat, 28 September 2018

Sepotong Kue

September 28, 2018 3




          Baiklah,

          Aku menganggapmu sebagai sahabatku, tapi lupa apakah kau menganggapku sebagai sahabatmu.

          Aku menyayangimu, tapi aku lupa apakah kau juga menyayangiku.

          Aku selalu mendekat padamu, tanpa tau apakah kau merasa nyaman di dekatku atau tidak. 

          Aku selalu mencoba untuk melakukan sesuatu, menjelaskan sesuatu, menyarankan sesuatu, bertanya sesuatu, membuktikan bahwa aku peduli padamu. Aku bahagia tapi aku lupa akan kebahagianmu.

Kamis, 27 September 2018

Voice season 2 dan kepercayaan umat islam.

September 27, 2018 4


Pekan lalu saya telah menghabiskan drama korea berseri yang berjudul ‘Voice’ season 2. Untuk season pertama saya sudah lihat tahun kemaren. Jangan bayangkan drama ini adalah drama menye-menye penuh dengan adegan cheesy atau cerita tentang lelaki kaya yang mencintai wanita miskin kemudian berjuang untuk bersatu, eiy. Saya memang penggemar drama korea, tapi tentu tidak dengan tipe-tipe drama di atas.

Jadi drama voice ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bertugas sebagai ketua tim 911 dengan kelebihan spesialnya, yakni bisa mendengar suara- suara yang tidak bisa di dengar oleh manusia lain, (Saya pikir, ini adalah fiksi, dan setelah saya googling, ternyata memang benar ada beberapa populasi manusia yang bisa mendengar suara dengan detail, dan kebanyakan dari mereka memiliki pemikiran yang tajam dan peka) dan seorang detektif handal yang di tuduh sebagai pembunuh.

Minggu, 09 September 2018

[Review] Stray Kids - Awkward Silence

September 09, 2018 3
Kali tentang lagu Stray Kids yang judulnya 'Awkward Silence', lagu ini keren banget. Lagi-lagi bukan karena melodi dan liriknya, kalo itu sih udah pasti iya, tapi maknanya. Tidak banyak lagu korea yang punya makna yang apik dan inspiratif.

 Kebanyakan tentang cinta, dan saya jengah. Akhirnya saya putuskan buat tidak suka k-pop lagi. Tapi, akhir-akhir ini saya tertarik dengan Stray Kids. Bukan karna visualnya, tapi karena lagu yang mereka buat sendiri itu mengandung banyak arti yang menggugah.

 Dan dari tiga mini album yang di luncurkan, tidak ada sama sekali lagu yang bertajuk cinta, kecuali cinta kepada diri sendiri. Pasti semuanya tentang keresahan tentang masa muda, mimpi, harapan dan persahabatan. Dan saya punya cita-cita untuk menelik setiap lagu yang demi apa keren ini.

Minggu, 20 Mei 2018

About Mumtaza : Milah Haedene

Mei 20, 2018 2
Namanya Milah Haedene. Orang-orang yang pertama mendengar namanya pasti bertanya-tanya, "emang bener ya Haedene?", "apa sih artinya Haedene?" tapi Mila selalu jawab, kalo dia gatau. Haha. Mila itu sebenarnya pake 'H'di belakangnya, tapi dia sok sok nutupi gitu kan. Wkwk.

 Mila itu kocak, lucu. Tapi kadang ngeselin haha. Tapi manusia kalo sifatnya selalu baik pasti bukan manusia kan? Pasti malaikat. Pernah aku tengkar sama Mila sampe banting pintu kamar, habis itu kita diem-diem an. wkwk kalo diinget sekarang rasanya pengen ngakak

Rabu, 16 Mei 2018

Kamu Kuat.

Mei 16, 2018 0

Sering kita bertanya kepada Allah. Kenapa kita di berikan perasaan cinta kepada orang yang salah hingga berakhir kepada ke-patah hati-an. Kenapa tidak Allah berikan cinta langsung kepada orang yang tepat saja? Padahal mudah bagi Allah untuk mengatur skenarionya. Kenapa malah membiarkan kita bersakit-sakit dan berdarah-darah terlebih dahulu?

Pertanyaan ini pasti muncul ketika hati kita sedang sakit parah-parahnya, melepuh dan bernanah oleh seseorang yang kita cintai. Dia yang ketika kita percaya kepadanya, ia malah melemparkan sebongkah perasaan kita, sejauh-jauhnya, sampai kita tak bisa melihatnya lagi. Sampai-sampai kita tertatih untuk menemukannya dan menjadikan kepingan itu menjadi seperti semula.

Sebenarnya jawabannya sangat sederhana, Allah ingin menjauhkanmu dari cinta yang salah, Allah ingin menyelamatkanmu dari harapan berlebihan yang kau ciptakan sendiri, Allah ingin bilang, jika apa yang kita cintai tak selalu baik.

Selasa, 15 Mei 2018

About Mumtaza : Baby Arien Maharani

Mei 15, 2018 0

Namanya Baby. Baby Arien Maharani. Orang-orang pada manggil dia Baby, walau waktu sd dia di panggil Arien. Pertama kenal, saya kira namanya bukan baby, cuma panggilan saja. Tapi beneran namanya Baby haha. Kalo dihitung, Kita sudah sekamar selama 8 bulan. Seriously, selama di Mumtaza tidak pernah saya pisah kamar sama dia. Dia termasuk teman terbaik saya.

Buat saya, Baby adalah orang yang kuat. Dari luar ia memang terlihat jutek, tapi hatinya halus, hatinya baik. Ia banyak peduli kepada semua orang.

Dan di mumtaza, saya benar-benar melihat bagaimana ia berhijrah. Dari dulu awal datang masih memakai celana dan kerudung di atas dada hingga sekarang istiqomah memakai gamis, kerudung panjang bahkan kaos kaki. Semoga Allah meridhoi setiap langkahmu, beb.

Moment yang paling saya ingat adalah ketika perpisahan. Saya mungkin orang yang paling lebay menangis pada malam itu, tapi sungguh, saya tidak ingin menangis, hanya saja air matanya keluar sendiri tanpa bisa di kontrol. Saat sudah agak mengering, baby datang memeluk saya, dan seketika, saat itu air mata saya meledak-ledak. Bahkan semenyebalkan apapun dia, rasanya tidak sanggup saya berpisah sama dia.

Baby, yang ketika awal awal saya kesulitan menghafal selalu memotivasi saya bahkan memberikan saya doa agar bisa menghafal dengan mudah. Baby, yang menjadi muhafizh pertama saya. Baby, yang kecelakan di kota sama saya. Baby, yang menjelang ujian selalu mengajak saya masuk ke dalam kelompoknya ketika melihat saya susah mempunyai kelompok yg tidak kompak. Baby, aduh. Banyak sekali kenangan yang mengalir.

Terima Kasih telah hadir beb.
Terima Kasih telah menjadi pembelajaran.
It's been nice.

Jumat, 13 April 2018

Opini-nya Fira : Punya kamu, punya kita?

April 13, 2018 2
          Saya menulis tulisan ini di tengah malam, saat saya tidak sengaja terbangun. Sejujurnya saya tidak tau, saya hanya kesal saja sekarang ini. ceritanya sehabis dari kamar mandi tadi saya ingin sholat hajat, kemudian datanglah dua teman saya yang belum tidur dari luar. Satu orang memang teman kamar saya, satu lagi bukan. Saya hanya tau nama dia dan tidak pernah berbincang-bincang. Saat itu, Dia ingin minum, lalu ributlah mencari gelas, dan tiba-tiba teman sekamar saya memberikan gelas tupperware ungu saya, saya sedikit bercanda “hei, punya siapa itu, ijin dulu” dia hanya melihat saya dan melanjutkan minum, “ga di peduliin loh, ijin dulu” ucap saya lagi, kemudian teman saya bilang “owalah, pinjem ya fira” sedang dia hanya diam, kemudian bilang “emang ini punya siapa?” kemudia saya jawab dengan cepat. “punya akulah” kemudian dia mengucapkan kalimat yang membuat saya entah mengapa, jengkel setengah mati “kan prinsipnya, punya kamu, punya kita” ucapnya santai, kemudian saya langsung timpali, “iya, kecuali aku”

Kamis, 29 Maret 2018

Opini-nya Fira : Kamu bisa benci aku suatu hari nanti

Maret 29, 2018 0

Malam tadi, sehabis sholawatan saya bercerita dengan teman dekat saya. Saya mengawali cerita saya dengan satu kalimat saja, "ref, kenapa ya, manusia itu mudah sekali berubah" teman saya yang mendengar itu hanya tertawa, "jadi ini yang kamu bilang penting?"
Saya mengangguk "iyalah"
Dia terdiam sebentar, sambil menatap depan "soalnya Allah maha membolak-balikkan hati"

Kali ini saya yang diam "tapi kan manusia punya kuasa buat mengatur perasaannya, ref"

"Tapi Allah yang punya kuasa penuh, makanya kita berdoa kan 'ya muqollibal qulub stabbit qulubuna ala dinnik' ya kan?"

"berarti.." saya berpikir sejenak "kamu bisa benci aku dong suatu saat nanti?"

Dia menggangguk mantap, "ya.. Bisa jadi"

Saya menggagguk paham, kemudian perbincangan kita berlanjut, tentang apa saja, dia tertawa saya juga tertawa, tapi entah pemikiran saya tidak disana bersama dia, pemikiran saya hanya berputar-putar di area depan tadi. Saya jadi bertambah paham, mengapa kita tidak boleh mengharap kepada manusia, mengapa Ali bin Abu Thalib sampai berkata bahwa kepedihan dunia yang menyakitkan adalah berharap pada manusia, karena memang manusia tidak bisa apa-apa. Serba terbatas.

Ustd Hanan Attaki juga pernah berkata dalam salah satu ceramahnya, bahwa jangan pernah berharap kepada manusia, sebaik apapun mereka, se sholeh apapun mereka, sebaik apapun akhlaqnya, setinggi apapun ilmunya, bukan karena apa-apa, tapi mereka adalah manusia, bisa saja mereka ingin memenuhi harapmu, tapi mereka terbatas. Bukan karna tak mau, tapi karna tak mampu. Benar-benar tak sanggup. Karena itulah, kembali kepada Allah. Yang maha kaya.

Dan saya merasa bahwa pengaruh mood manusia adalah berharap tadi. Maka kita seharusnya tau bagaimana meletakkan pengharapan, dalam masalah apapun, akal maupun hati. Karena bukan tidak mungkin hidup kita akan berantakan hanya karna 'berharap' tadi. Karena memang banyak sekali kejadian-kejadian yang di dunia nyata yang memperlihatkan bagaimana hancurnya manusia karena perasaan kecewa karna pengaharapannya tak di penuhi tadi.

Jadi, intinya ya satu. Kembali ke Allah, berharap ke Allah. Tentang segala hal, mengenai apapun.

"Jadi, kamu harus kuat ya, fir"

Aku menoleh, menatap temanku yang baik itu, "iyalah, perempuan harus strong"

"doa yang banyak, apalagi kamu perempuan, calon ibu, doanya dahsyat, di istijabah in syaa allah"

Aku tertawa, mengamini dalam hati, "iya ref, makasih ya"

Dia mengangguk, "siap. Dan ingat ya, jangan deketin yang punya hati, tapi deketin sang pemilik hati"

Aku tersenyum, mengiyakan, dan pamit, undur diri. Dalam hati bertekad akan kembali dengan hati yang baru besok pagi setelah tidur. :)

Bojonegoro, 29 maret 2018

Opini-nya Fira : Tentang Menikah

Maret 29, 2018 0

Dulu saya adalah penganut aliran kebaperan yang haqiqi, misalnya ketika ada teman yang akan menikah, atau teman yang sudah punya gandengan, saya pasti gelisah sendiri. "Ih, dia enak ya, kemana mana ada yang nganterin" "hapeku sepi, coba aja kalo udah punya pasangan, pasti ada yang bawelin, ada yang perhatian" dan bla bla sejenis.

Tapi, semakin berjalannya waktu, semakin banyak nya manusia-manusia yang saya temui, semakin banyak pula ide-ide cemerlang yang perlahan mengubah titik pemahaman saya mengenai hal tersebut. Cinta itu bukan sesederhana aku cinta kamu, kamu cinta aku, yaudah ayo bareng. No. Gak semudah itu, nak. Banyak yang harus di persatukan. Visi, misi, serta sudut pandang yang senada setidaknya menjadi syarat untuk melangkah ke depan. Dan untuk menyatukan hal tersebut pastilah membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Belum lagi mengenai ilmu yang masih dangkal ini, semakin saya belajar, semakin saya sadar, bahwa saya belumlah apa-apa, belum pro. Bagaimana saya akan mendidik anak saya jika ilmu saya belum memumpuni sedang saya akan menjadi madrasah ula yang mau tidak mau harus menjadi kamus berjalan bagi anak saya? Apalagi anak adalah sebuah investasi yang tidak pernah terputus, bahkan setelah kita meninggal

Maka dari itulah saya kagum dengan orang-orang di sekitar sana atau di luar sana yang dengan berani memutuskan untuk menikah. Keputusan besar yang belum berani saya ambil.
Keputusan besar tentang janji kedua belah pihak dengan Tuhan penguasa alam, Allah.

Lalu, apakah dalam hati saya rasa baper itu langsung hilang? Tidak. Ada kalanya saya baper, meski tidak separah dulu. Bagaimana saya mengatasinya? Dengan mensibukkan diri memenuhi apa yang menjadi target saya. Dengan membenahi diri saya, pemikiran saya, pemahaman saya serta akhlaq saya.

Karena pada akhirnya, bukan anak yang memiliki banyak barang mewah dan hidup foya-foya yang beruntung, akan tetapi anak yang memiliki orang tua dengan pemahaman yang baik, yang bisa menghantarkannya menuju jalan kebaikan yang tidak terputus.

Semakin dewasa saya, semakin saya mencoba melunturkan kebaperan-kebaperan yang tidak selayaknya tersebut dan menembel diri di hadapan Allah. Jika memang dia yang kita harapkan, jangan lupakan Allah, libatkan Allah, selalu.

Toh, sebaik baiknya jodoh Adalah ia yang di pilihkan oleh sang Maha Cinta


Bojonegoro, 15 Maret 2018

Selasa, 13 Maret 2018

Hari yang melelahkan

Maret 13, 2018 0
Saat ini aku berjalan sendirian, bagaimana mengatakannya ya, ini perjalanan yang panjang dan aku merasa lelah dan takut. Malam kembali datang dan semuanya gelap. Aku merasa ambigu. Rasa takutnya belum hilang, sedang aku tidak bisa mundur bahkan selangkah saja. Terseok-seok tak beraturan.
Aku menoleh, menatap semua orang yang aku sayangi, yang berada tepat di belakangku. Abi, Almarhumah Ummi, Adik-Adik, Eyang dan seluruh keluargaku yang tersenyum memandangku. Mereka melambaikan tangan. Membiarkanku 'pergi', aku pias, aku berjalan lagi, pelan-pelan.
Detik-detik berlalu, semakin banyak hal berlalu, semakin banyak keadaan yang dialami. Aku semakin dewasa, namun, mengapa definisi dewasa yang bercecer di aliran sungai kehidupanku adalah semakin susah bahagia? Seakan-seakan, semua kecemasan bermuara menjadi satu kesatuan. Sulit sekali memgukir senyum. Sulit sekali mensejajarkan posisi.
Perjalanan ini panjang sekali, dan aku terduduk hampir menyerah. Angin berhembus menerpa wajahku. Buntalan - buntalan air berjatuhan, pelan namun semakin deras. Entah mengapa, semua terasa salah, apakah aku yang terlalu jauh dengan apa yang menciptakan? Dunia yang ku jalani terlalu sesak, perasaan ini juga. Apakah aku harus berhenti? Mencari belokan lain?
"La Tahzan. La Tahzan, innallaha maa ana"
Bukan malah berhenti, aliran dari mataku malah berubah menjadi sungai. Aku sungguh tidak bisa tertawa meski hanya pura-pura. Aku tidak ingin di mengerti, aku tidak ingin menjadi seseorang yang selalu di perhatikan, hanya saja.. Mengapa semua terasa begitu berat? Semua orang mengalami hal yang sama, bahkan banyak yang lebih berat. Jadi, apa yang di hadapanku bukanlah apa-apa. Sekali lagi, aku tidak papa. Benar-benar tidak papa.
Aku ingin berhenti saja.
Atau tidak?
Berhentilah, ku mohon. Manusia-manusia itu mulai lelah dengan bayanganku yang menegak sajak terlalu. Diam-diam. Sebanyak apapun goresan yang aku dapatkan, aku tetap menjadi aku. Dunia juga masih berputar seperti biasanya, manusia juga masih banyak berkedok senyuman indah. Aku takut terlalu peduli, aku takut terlalu menapaki rasa hingga pada akhirnya aku jatuh, menggelinding sendiri. Sedang mereka tertawa melihat kebodohanku.
Sudah banyak aksara yang ku tulis. Tapi mengapa masih sama? Ternyata memang benar, aku tidak sama dengan yang lain, yang bisa dengan mudah melupakan dan mencampakkan. Aku terlalu perasa, itu tidak baik dan aku tidak tau bagaimana harus berhenti.
Aku ingin mencintai diriku sendiri. Seutuhnya.
Karena aku khawatir, akan menjadi beban, untuk orang yang kusayangi. Aku khawatir, aku yang terlalu berlebihan. Aku harus menarik pipi dan bibirku. Selalu. Setidaknya, mencoba untuk menjadi selimut yang nyaman, se melelahkan apapun itu.

Minggu, 11 Maret 2018

Sebuah Kisah di Mumtaza Center, Bojonegoro

Maret 11, 2018 2
Minggu pagi, 11 maret 2018.

Hujan dari pagi mengguyur kota bojonegoro, sejak tahajjud tak berhenti-henti. Hari itu, kami memiliki sebuah acar yang lumayan besar, yakni “Bakti Sosial dan Santunan anak yatim” sekitar 60 anak yatim di undang di dalam acara ini. sejak sehabis subuh, kami sudah bersiap, bau embun yang semerbak entah mengapa membuat pagi itu terasa lebih menyejukkan dari pagi-pagi yang lain.


Senin, 12 Februari 2018

Jangan Marah

Februari 12, 2018 0

Jadi sebenarnya saya sedang kesal hari ini. Saya ingin ngomel-ngomel, marah-marah langsung ke orang yang membuat saya mangkel. Tapi karena waktunya mepet magrib, saya putuskan wudhu dulu lah.

Dan setelah wudhu, entah mendapat ilham dari mana, saya mendapatkan satu pemahaman baru.

Yaitu, ketika saya membiarkan seseorang membuat saya marah, kesal, sedih ataupun meluapkan emosi saya, berarti orang itu berarti bagi saya. Dan saya tidak mau membuat semua orang berarti bagi saya.

Maksudnya disini, ada beberapa orang yang hendaknya, cukup hadir di kehidupan kita sebagai pelengkap. Bukan tokoh utama. Lagi pula, kita, sebagai seorang muslim di anjurkan untuk jangan marah kecuali ada apa apa yang mengusik agama Allah dan rasul-Nya.

Laa taghdhob walakal jannah, janganlah marah dan bagimu surga.

Sudah ya, saya iseng iseng aja ini. Semoga bermanfaat. Haha setidaknya buat saya sendiri ketika di baca di masa depan. Ternyata saya pernah se receh ini. Hehe

late's fira's gram