Baiklah,
Aku menganggapmu sebagai sahabatku,
tapi lupa apakah kau menganggapku sebagai sahabatmu.
Aku menyayangimu, tapi aku lupa
apakah kau juga menyayangiku.
Aku selalu mendekat padamu, tanpa tau
apakah kau merasa nyaman di dekatku atau tidak.
Aku selalu mencoba untuk melakukan
sesuatu, menjelaskan sesuatu, menyarankan sesuatu, bertanya sesuatu,
membuktikan bahwa aku peduli padamu. Aku bahagia tapi aku lupa akan
kebahagianmu.
Katanya, apa yang di lakukan dengan
hati akan sampai ke hati pula. Kata siapa? Buktinya kamu cuek-cuek aja tuh. Bagaimana
akan sampai ke hati, jika tulisanku tentangmu saja, kamu tidak tertarik untuk
membacanya.
Lalu pada suatu malam kamu mengirimkan
kue, dengan kertas diatasnya, aku pikir ini adalah caramu untuk meminta maaf. Tapi
aku salah. Rupanya ini adalah caramu untuk lebih menikamku. Lukaku berdarah,
menganga, lebar sekali. Bahkan sekalipun ku tutup dengan tangan, darahnya tetap
mengalir.
Kamu jahat sekali. Aku ingin kamu
jatuh sepertiku. Lebih parah tidak apa-apa, bahkan jika boleh kudoakan, semoga
kamu jatuh berguling-guling, sampai lecet-lecet, sampai masuk selokan, di
saat malam hari dan mati lampu. Biar saja, memang enak sendirian di tengah
kegelapan!
Tapi, kamu juga baik.
Kamu mengantarkan kepedihan tidak
sendiri. Di belakangnya ada kebahagian. Rupanya aku yang terlambat,
mengetahuinya setelah mencaci makimu dengan kejamnya. Jadi, kesimpulannya, kamu
manusia jahat berlumuran sisi baik begitu?
Ah entahlah, kamu adalah sosok dingin
yang terlalu ramah bagiku.
@fira.syarifahs
masuk selokan berguling2 terus main trampolin sama jet ski wkwkwkkwj
BalasHapusBiarin, biarin huu
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus