Pekan lalu saya telah menghabiskan drama korea berseri yang berjudul ‘Voice’ season 2. Untuk season pertama saya sudah lihat tahun kemaren. Jangan bayangkan drama ini adalah drama menye-menye penuh dengan adegan cheesy atau cerita tentang lelaki kaya yang mencintai wanita miskin kemudian berjuang untuk bersatu, eiy. Saya memang penggemar drama korea, tapi tentu tidak dengan tipe-tipe drama di atas.
Jadi drama voice ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bertugas sebagai ketua tim 911 dengan kelebihan spesialnya, yakni bisa mendengar suara- suara yang tidak bisa di dengar oleh manusia lain, (Saya pikir, ini adalah fiksi, dan setelah saya googling, ternyata memang benar ada beberapa populasi manusia yang bisa mendengar suara dengan detail, dan kebanyakan dari mereka memiliki pemikiran yang tajam dan peka) dan seorang detektif handal yang di tuduh sebagai pembunuh.
Mereka berdua bekerja sama di dalam satu tim elit milik negara yang bernama golden time dan mempunyai tugas untuk menyelesaikan kasus kasus genting yang masuk ke dalam wilayah mereka. Banyak sekali kasus kasus yang ketika saya melihatnya, saya greget sendiri, seperti pedofil anak yang menyamar sebagai badut, juga vlogger yang memaikan narkoba zombie kepada seorang wanita hanya untuk menaikkan ratting, dan kasus lainnya yang membuat saya berpikir bahwa dunia ini sedang tidak baik-baik saja.
Namun sebenarnya, mereka berdua memiliki visi yang sama, yakni menangkap psikopat gila yang suka membunuh dan memutilasi bagian bagian tubuh korbannya, mereka berupaya sangat keras, namun sayang, psikopat ini rupanya lebih cerdas dan jeli dan mereka. sang psikopat bukan menyerang mereka dari luar, karena si psikopat tau, bahwa kombinasi wanita ketua 911 dan detektif adalah kombinasi yang hebat, mustahil untuk menghancurkan mereka dari luar, jadi ia memilih untuk menghancurkan kerja team mereka. membuat mereka tidak nyaman dan saling mencurigai satu sama lain. Dan siapa yang senang di balik itu semua? Tentu sang psikopat.
Dan itulah awal kehancuran goloden team, yang endingnya bisa kalian lihat sendiri di viu atau download di drakorindo wkwkw. Lalu apa hubungannya dram voice yang bergenre thriller ini dengan kepercayaan umat islam?
Jadi, dari drama ini bisa saya simpulkan bahwa kepercayaan adalah modal besar untuk menjadi tim yang hebat. Bisa kita lihat jaman sekarang bahwa umat islam terbecah belah hanya karena sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk di debatkan, tidak perlu untuk menjadi alasan saling menjauhkan diri. Seperti, “ah kamu sholat ga pake qunut, kamu bukan golonganku” atau “kamu pake cadar, islam apa kamu? Aku gamau deket sama kamu” hey, ini 2019 cuy, masa hari gini masih mendebatkan perkara seperti itu?
Umat islam adalah umat terbaik. Gak percaya? Coba cek al-qur’an surat Ali-Imron ayat 110. Tapi, nyatanya dalam kondisi saat ini, kita sedang tidak baik-baik saja, jadi, bagaimana bisa mendapat predikat umat terbaik? Harus ada yang di benahi. Salah satunya adalah rasa kepercayaan. Percaya bahwa kita saling bersaudara, percaya bahwa dengan persatuan kita bisa menjadi yang terbaik, umat terbaik, pribadi terbaik.
Ingat kisah Khalid bin Walid, seorang panglima perang yang tidak pernah kalah dalam satu peperangan pun, tapi Umar menggantinya dan menjadikannya prajurit biasa. Jika Khalid tidak percaya kepada Umar yang saat itu menjabat sebagai kholifah, maka ia akan memberontak, melakukan persekusi dan melengserkan Umar.
Tapi, tidak. Khalid tidak melakukan hal tersebut. Ia percaya bahwa keputusan Umar sebagai pemimpin sebuah negara adalah yang terbaik. Maka dari itulah, ia menerima tetap melakukan yang terbaik sebagai seorang muslim. Dan umat islam mampu menunjukkan eksistensinya sebagai khoiru ummah.
Jadi mulai saat ini, cobalah menjadi pribadi muslim yang percaya, bahwa semua dari kita adalah bersaudara. Tidak peduli apa sukumu, tidak peduli apa latar belakang keluarga dan pendidikanmu, tidak peduli apa ormasmu, asal kita sama-sama menyembah Allah, mematuhi perintah dan larangan-Nya maka, kita adalah saudara. Saudara seiman, yang sampai sampai kita di ibaratkan sebagi satu tubuh, dimana jika yang satu sakit maka yang lain juga ikut merasakan sakit. Sampai seperti itu.
Contoh juga para ulama dan ustadz kita yang membuat tagline “lelah berpisah, balikan yuk” dan membuat sebuah acara besar di jogjakarta yang berjudul “Muslim United” padahal mereka berbeda, tapi mereka percaya, bahwa jika tidak bersatu, kita bukan apa-apa. Lagipula, sama seperti sang psikopat yang tertawa dibalik pertikaian ketua 911 dan detektif, karena ia berhasil mengadu domba. Tentu ada juga yang tertawa melihat kita, umat muslim yang tidak percaya satu sama lain dan saling bertikai. Siapa dia? Monggo dicari tau sendiri.
Wallahualam bishawab.
Leces, Fira Syarifah.
Nice point! Strategi yang sama digunakan oleh mereka yg memusuhi Islam. Keren~ Lanjutkan! 😂
BalasHapusWkwkw siap mantap alvi 💜
Hapuskeren kak. kusempatin mampir terus niih 😁
HapusWah terima kasih sudah menyempatkan diri membaca 😊
Hapus