Kamis, 22 November 2018

Detik Waktu yang kian Berlalu




Hari ini, setelah beberapa puluh hari berlalu, aku akhirnya memutuskan untuk menuliskanmu kembali. Bukan karena aku telah berani untuk menemuimu. Tapi karna aku sadar, aku tidak bisa berlagak tidak apa-apa.

Sejujurnya aku gentar, keterusteranganku dalam menulismu akan menjadikan bumerang bagiku. Tapi kembali lagi aku sadar, bahwa ini adalah salah satu caraku untuk memperjuangkanmu. Aku tidak meminta apapun darimu, aku hanya senang menuliskanmu. Mengabadikanmu dalam tulisanku, merengut kembali inspirasi yang telah hilang bersamamu.


Detik waktu yang kian berlalu mengajarkanku, bahwa tidak ada yang bisa menjawab keingintahuanku tentangmu kecuali waktu itu sendiri. Maka dari itulah aku akan berhenti untuk terlalu mengagumimu, meski dalam hati aku tau bahwa kamu yang terbaik. Tapi aku manusia dan manusia berpeluang untuk melakukan kesalahan.

Aku, Perempuan yang selalu merasa rendah di hadapanmu telah menyerahkanmu kepada yang maha cinta. Agar ia genggam hatiku tanpa membuatku sakit. Agar ia menjadikanku manusia yang tidak terlalu mempercayai harapanku.

Angin berhembus pelan di sertai dengan jatuhnya rintik-rintik hujan. Dingin namun menenangkan. Persis seperti kamu. Aku menyukaimu tapi aku belajar untuk sama sekali tidak mengaharapkanmu.

Perasaan rindu ini tentu tidak memiliki arti apa apa, bukan?



Akhir November, 2018

5 komentar:

late's fira's gram