Aku masih menyimpan kalimat ini dalam hati.
“Jika kau
iri, maka kau kalah”
Aku tak apa apa jika tak dipilih menjadi pemimpin.
Toh, setidaknya secara tak langsung aku sudah menjadi
pemimpin diriku sendiri.
Aku tak iri dengan mereka. Dan tak pernah iri.
Karena aku punya sesuatu yang “dibanggakan”
Aku adalah aku.
Yang tak mungkin menjadi orang lain, tapi mungkin menjadi
yang lebih baik dari mereka.
Aku mencoba tak peduli.
Walau kadangkala rasa iri merambah hatiku.
Sekali lagi, karena aku adalah aku.
Yang mungkin … Ah, begitulah !
Terlalu sulit menuliskan rasa yang terlanjur menjamur di
dalam hati.
Probolingo, 19 desember 2014
“saat aku merasa kalah dan
terlanjur lemah”
Rara Syarifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar