Iya, kamu yang mengirimi aku pesan “hei”
Aku tak tau menahu tentang maksudmu, apalagi hatimu.
Hei !
Hanya 3 huruf. “H.E.I”
Tapi .. Taukah dirimu ?
Bahwa aku membutuhkan 3 jam untuk berdebat dengan hatiku, antara rasa dan ketaqwaan . ,
Hei !
Kau seharusnya sadar, aku membutuhkan beberapa bulan hanya untuk Menghakimi Rasa ini
Mematahkan harapanmu untukku !
Karena akuu …
Karena aku, berusaha mencintai Allah
Karena aku, menepiskan hal hal yang belum halal . ,
Harusnya kau sadar !
Hei !
Mengutip kata dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz .
“Cinta ini tak pernah hilang, bahkan semakin dalam”
Hei !
Aku sudah memutuskan bukan ?
Tak membalas SMSmu, bahkan aku menghapus nomormu yang sebelumnya telah menjamur di dalam ponselku.
Aku ingin menjaga hati.
Kuharap kau tak mengusikku walau sekedar “hei”
“Sudah sepantasnya kita malu sama Allah, tentang cinta yang tak halal untuk dirasa.
Tentang angan yang tak pantas untuk diangankan..
Karena itu sebuah penghianataan kepadaNya. Juga kepada seseoramg yang tengah menjaga hatinya untukmu”
Malang, 07 Desember 2014
Saat hujan deras merambah, dingin perlahan menyelinap kedalam hati. ( LBT )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar