Satu. Rindu. Cuma itu.
Aku tidak tau bagaimana menuliskannya sekarang, rasanya
banyak sekali kata – kata yang berserakan di otakku, namun sepertinya rindu
telah menghalangiku untuk merangkainya menjadi kesatuan kalimat yang padu. Aku
tidak bisa berfikir lagi, aku merasa diriku lebih melankolis saat kau tidak ada
lagi, aku .. ah, aku tidak tau.
Satu. Rindu. Aku menunggumu.
Aku menunggu. Menunggu dalam tempo waktu yang tidak kuketahui
ujungnya. Entah akan berakhir bahagia atau tidak, aku akan tetap menunggumu. seseorang yang bahkan tidak kuketahui nama dan dimana ia berada sekarang. ambigu. tidak apa, begitulah rahasia menunggu. Kau tau, kadangkala ada hal yang sangat
kita inginkan, namun bukan yang terbaik untuk kita. Hanya Allah yang maha mengetahui.
Karena sang pencipta jugalah, aku berada disini. Memilih
untuk menuliskan rinduku daripada menyatakannya langsung kepadamu.
Sekarang, aku ingin focus memperbaiki diri, menghilangkan ego
yang tak seharusnya ada, melejitkan potensi yang mungkin berguna di masa
mendatang, dan yang paling penting, mendekatkan diri kepada-Nya. Aku berharap
kau melakukan hal yang sama denganku. Karena orang – orang yang bertujuan sama,
akan di pertemukan di di jalan yang sama. Dan bukannya tidak mungkin Allah akan
mempertemukan kita.
Tidak banyak yang bisa kulakukan selain mendoakanmu. Sebab
diantara kita bukan siapa – siapa. Perasaan yang kita miliki tak lantas membuat
kita saling memiliki, bukan ?
Rumah, 28 April 2016 | ©Rara Syarifah
Bismillah.. semoga istqomah mbak fir.. :)
BalasHapusyap ! :)
HapusSetidak nya menunggu mu juga di tunggu . la aku ?
BalasHapuskata siapa ? aku bahkan tidak tau siapa yang kumaksud di dalam tulisan di atas haha :')
HapusKata aku .
HapusTidak kah setiap kau menulis kan 'kamu' ada seseorang yg terbayang ?