Jumat, 29 April 2016

Rindu.





Satu. Rindu. Cuma itu.

Aku tidak tau bagaimana menuliskannya sekarang, rasanya banyak sekali kata – kata yang berserakan di otakku, namun sepertinya rindu telah menghalangiku untuk merangkainya menjadi kesatuan kalimat yang padu. Aku tidak bisa berfikir lagi, aku merasa diriku lebih melankolis saat kau tidak ada lagi, aku .. ah, aku tidak tau.


Satu. Rindu. Aku menunggumu.

Aku menunggu. Menunggu dalam tempo waktu yang tidak kuketahui ujungnya. Entah akan berakhir bahagia atau tidak, aku akan tetap menunggumu. seseorang yang bahkan tidak kuketahui nama dan dimana ia berada sekarang. ambigu. tidak apa, begitulah rahasia menunggu. Kau tau, kadangkala ada hal yang sangat kita inginkan, namun bukan yang terbaik untuk kita. Hanya Allah yang maha mengetahui.

Karena sang pencipta jugalah, aku berada disini. Memilih untuk menuliskan rinduku daripada menyatakannya langsung kepadamu.


Sekarang, aku ingin focus memperbaiki diri, menghilangkan ego yang tak seharusnya ada, melejitkan potensi yang mungkin berguna di masa mendatang, dan yang paling penting, mendekatkan diri kepada-Nya. Aku berharap kau melakukan hal yang sama denganku. Karena orang – orang yang bertujuan sama, akan di pertemukan di di jalan yang sama. Dan bukannya tidak mungkin Allah akan mempertemukan kita.

Tidak banyak yang bisa kulakukan selain mendoakanmu. Sebab diantara kita bukan siapa – siapa. Perasaan yang kita miliki tak lantas membuat kita saling memiliki, bukan ?




Rumah, 28 April 2016 | ©Rara Syarifah

5 komentar:

  1. Bismillah.. semoga istqomah mbak fir.. :)

    BalasHapus
  2. Setidak nya menunggu mu juga di tunggu . la aku ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata siapa ? aku bahkan tidak tau siapa yang kumaksud di dalam tulisan di atas haha :')

      Hapus
    2. Kata aku .
      Tidak kah setiap kau menulis kan 'kamu' ada seseorang yg terbayang ?

      Hapus

late's fira's gram