Kamis, 07 April 2016

Tulisan #4 : (Hanya) Bernafas.




Tarik napas dalam – dalam ..

Sampai kedua sisi terasa sesak dan mulai sakit.

Lalu hembuskan nafasmu ..

Sampai kau merasa tak ada yang tersisa di dalam dirimu.

        
    Pernah merasa hidupmu tak lagi sama ?

            Dalam pandangan beberapa orang disekitarmu langit hari ini berwarna biru. Indah, menghanyutkan setiap orang kepada sebuah ketenangan. Tapi, mengapa dalam pandanganmu tidak ? mengapa langit bahkan terasa sangat abu – abu ? memuakkan. Tidak indah sama sekali. Bahkan memuatmu sakit mata karena terlalu lama memandangnya.

            Pernah merasa kesal kepada kehidupanmu ?

            Semua serba salah. Di dalam pikiran tak ada kalimat benar atau salah, yang ada hanya salah atau salah. Setiap hal yang dilakukan setiap orang dihadapanmu terasa salah. Tak terkecuali dirimu sendiri. Kau menyalahkan dirimu, seakan – akan kau diciptakan hanya untuk berbuat kesalahan. Terasa menyesakkan.

            Kau pernah ?

            Jika iya, hal pertama yang harus kau lakukan adalah. Diam. Tarik nafas. Hembuskan.
           
Tidak apa – apa jika nafasmu pendek,
Tak akan yang menyalahkanmu…
Sewaktu – waktu kau membuat kesalahan,
Orang lain juga begitu.
“Tidak apa – apa”
       
    
Siapa yang akan bertanggung jawab atas hidupmu jika bukan dirimu sendiri ? mereka mungkin bisa menyalahkan dirimu. Tapi, semua itu tak akan berpengaruh jika kau tidak ikut menyalahkan diri sendiri. Tidak apa – apa. Setiap orang bisa membuat kesalahan. Hal yang harus kau lakukan adalah menutup telingamu. Jangan pedulikan mereka.

            Sekali lagi, tariklah nafas, lalu hembuskan.
            Tidak ada yang bisa menyalahkanmu hanya karena nafasmu pendek. Tidak ada yang bisa menyalahkanmu ketika kau mengacuhkan mereka.


Ketika seseorang menghela nafas dengan berat,
Bagaimana aku bisa mengerti maksudnya ?
Helaan nafasmu,
Walau aku tak bisa memahamimu, tak apa.
Aku akan selalu ada untukmu.

            
Mungkin kau bukan seseorang yang dengan mudah menceritakan masalahmu, tak apa. Aku akan selalu ada disini. Tidak akan berpindah tempat. Kau tau itu, bukan ? jadi, mulai sekarang, angkat kepalamu ! setiap orang memiliki masalah, setiap orang memiliki hal yang menyedihkan. Kau bukanlah satu – satunya yang merasakan hal semacam itu.

            Bagi seseorang yang berjalan di tengah hujan, yang dibutuhkannya bukanlah sebuah payung. Namun seseorang yang menemaninya.

            Bagi seseorang yang menangis pilu, yang dibutuhkannya bukanlah sebuah sapu tangan. Tapi seseorang yang bersedia duduk disampingnya, menepuk – nepuk pundaknya pelan.

            Aku akan menjadi seseorang yang seperti itu, bagimu.


Meskipun helaan nafasmu tak diketahui orang lain,
Aku mengetahuinya.
Harimu terlalu sulit untuk sekedar menghela nafas.
Sekarang, jangan memikirkan hal lain.
Tarik nafas dan hembuskanlah.
           
          
  Sebuah mutiara membutuhkan proses yang panjang dan menyakitkan untuk menjadikan dirinya amat berharga. Begitu pula manusia. Seseorang harus melalui proses panjang nan menyakitkan untuk menaikkan level, menjadikannya lebih berarti dan memahami hakikat hidup yang sebenarnya.

            Tidak apa – apa jika jatuh. Tidak apa – apa jika salah. Semua orang pernah melakukannya. Jika suatu ketika semua terasa berat, tarik nafas, lalu hembuskan. Mulailah segalanya  dari awal. Setiap tarikan nafas adalah sebuah gerbang utuk sesuatu yang baru.

Untuk menjadikanku seseorang yang memiliki pemahaman seperti sekarang, aku berterima kasih.




Rumah, 07 April 2016 | ©Rara Syarifah.


1 komentar:

late's fira's gram