Senin, 08 Februari 2016

Autumn Stories : Sampai Kapan ? #Aku

“Orang bilang, Sebuah tulisan, bahkan yang tersirat sekalipun, jika dari hati, akan sampai kepada orang yang dituju. Tapi, Mengapa sampai saat ini, kau tak pernah tau, bahwa dirimulah yang menjadi muara atas rangkaian aksaraku ?

            Orang bilang, Ketika kau merindukan seseorang, lihatlah ke langit luas dan berdoa untuknya. Niscaya rindumu –atau setidaknya do’amu akan sampai kepada hati seseorang yang kau maksud.

            Orang bilang, Manusia itu mahluk yang peka. Sedikitnya mampu menangkap sinyal sinyal kecil yang menghampirinya.

            Tapi, Mengapa Kamu Tidak ?

            Mengapa semua yang orang bilang itu tidak berlaku sama sekali untukmu ?”


            Aku mendesah, kedua bola mataku menatap nanar ke arah benda persegi yang menyala persis di hadapanku. Setelah menuliskan kata – kata diatas, entah mengapa aku langsung terjangkit virus writers block. Aku mulai menyerah. Menyerah untuk menulis sesuatu yang berkaitan dengan dirimu. Kau tau, akhir – akhir ini aku bahkan menganggap semua tindakan yang kulakukan ini adalah sebuah kebodohan. Kesia – siaan.

            Perlahan, tanganku mulai men-scroll ke bawah. Mengamati rangkaian kalimat yang telah ribuan hari bertengger di blog-ku. Satu – satu. Lalu menghela nafas. Ah, mungkin memang benar, aku yang terlalu berlebihan disini. Terlalu bersemangat. Terlalu meyakini fatwa bahwa kau akan membaca semua hal yang aku tuliskan.

            Lagi – lagi aku menghela nafas. Lagi - lagi aku merutuki diri sendiri.

            Akhirnya aku mengambil keputusan, Aku akan melupakanmu.

            Ah, Tidak. Maksudku, bukan melupakan. Tapi menyimpannya. Menyimpan rasa ini di dalam kotak kecil yang tertutup rapat. Sampai tiada celah untuk cahaya masuk. Lalu  meletakkannya di sudut hati. Sampai berdebu. Sampai aku ‘lupa’ bahwa aku pernah menyimpannya.

            Suatu hari, jika Sang Pemilik Waktu mengizinkan, akan ada saat terindah dimana aku bisa membukanya sebagai sebuah kenyataan atau sebagai sebuah kenangan. Atau bisa jadi ada saat yang lain, saat dimana aku harus melepaskanmu.

            “Karena, kau tau ? di dunia yang sebesar ini, sejatinya tak ada hal yang benar – benar menjadi milik kita. Bahkan hanya untuk sebongkah perasaan. Tidak perlu merasa kehilangan untuk sesuatu yang bukan milik kita bukan  ?”



Saat Hujan, Dua February 2016
-Perempuan itu.











            

2 komentar:

late's fira's gram