Kamis, 04 Februari 2016

Tulisan #2 : Aku Sedih Karena Cantikmu Untuk Semua Orang.



Kamu adalah sahabatku. Sahabat dekatku. Jika ditanya apakah aku menyayangimu, tentu saja dengan tegas aku akan menjawab “IYA”. Beberapa tahun belakangan ini memang kita tak lagi bersama. Apalagi penyebabnya jika bukan jarak diantara kita. Jarak dalam artian yang sebenarnya. Meski begitu, sungguh, aku masih menyayangimu.


Aku masih peduli terhadapmu. Bukan ‘sekedar’ peduli. Tapi benar – benar peduli. Meskipun tak dipungkiri tak lagi sering bertukar pesan atau suara tapi (lagi) aku cukup senang bisa mengetahui kabarmu dari setiap sosial media yang kau punya. Setidaknya aku tak kerepotan lagi untuk mencari bagaimana kabarmu, apa kesibukanmu dan seperti apa dirimu sekarang.


Akhir – akhir ini, aku merasa sedih karenamu, Sahabat. Bagaimana kau dengan mudahnya melepaskan tudung kepala nan baju longgar yang dulu senantiasa menggiringi langkahmu ?

Aku akui, kau mempunyai wajah yang cantik, Sahabat. Namun, aku sedih karena cantikmu kau berikan untuk semua orang secara cuma – cuma. Rambutmu itu indah. Namun, aku sedih. Mengapa kau perlihatkan semua itu kepada semua orang, bahkan kepada orang – orang yang tak mengenalmu.

Aku sayang, sayang sekali kepadamu. Karena alasan itulah aku ingin bersamamu di surga nanti.

Aku sayang, sayang sekali terhadapmu. Karena alasan itulah aku tak ingin dirimu berada dalam panasnya api neraka.

Memang aku bukan Sang Pencipta yang tau akan kemana akhir manusia. Surga atau Neraka. Akan tetapi, sebagai hamba-Nya, aku paham (dengan pasti) bahwa Allah akan lebih ridho terhadap orang yang menuruti perintah-Nya daripada membangkang-Nya. Dan kau pasti tau, menutupi seluruh tubuh dan rambutmu dengan sempurna adalah perintah langsung yang dijelaskan dalam kitab suci. Sebuah kewajiban.

Ah, aku bukan bermaksud mengguruimu, Sungguh. Karena mungkin kau mungkin lebih pintar dari pada diriku. Aku hanya ingin kita bersama. Di dunia maupun di akhirat. Bukankah akan lebih baik jika persahabatan kita akan abadi hingga ke surga-Nya ? Aku pun belum sempurna menjalankan semua perintah Allah. Karena itulah, kita harusnya bersama – sama belajar, mengingatkan dan berlom – lomba dalam hal kebaikan. Bukankah dua orang yang berusaha menjadi baik daripada seseorang yang sok baik ?

Jadi. Kau mau kan, Sahabatku ?




Rumah, 02 February 2016 | ©Rara Syarifah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

late's fira's gram