Langsung ke konten utama

Mbulet





Kita mungkin tidak menyadarinya, tapi dunia ini, berkonspirasi habis2an membuat orang lain agar tidak menjadi diri sendiri, memaksa orang2 agar mengikuti keramaian.

Ukuran sukses misalnya, dunia ini habis2an menerjemahkan bahwa sukses itu adalah: punya pekerjaan hebat, rumah mewah, mobil kinclong, dan semua definisi yang entah sejak kapan disepakati, mungkin sejak jaman dinosaurus dulu. Apakah sukses seperti itu? Kita bisa saja membantahnya, tapi dunia tetap bersekongkol menentukan sendiri definisi yang mereka inginkan, dan orang2 tanpa menyadarinya membebek atas definisi tersebut.


Tampilan fisik, contoh lain lagi, di negeri ini, putih selalu dijadikan standar kecantikan/ketampanan. Tinggi, kriteria berikutnya. Juga hidung mancung, dagu belah, bla-bla-bla. Lantas industri kosmetik menentukan kriteria sisanya, untuk kemudian semua orang dipropaganda habis2an, begitulah definisi kecantikan/ketampanan, diterima saja. Apakah definisi kecantikan ada di kitab suci? Di buku2 firman Tuhan? Tidak ada. Lantas bagaimana manusia punya versi tersebut? Karena sejak kecil mereka bersepakat meletakkan pondasi pemahaman tersebut demikian.

Kita mungkin tidak menyadarinya, tapi ketahuilah, dunia habis2an membuat kita agar sama seperti orang lain, seperti orang kebanyakan. 

Maka sungguh beruntung orang-orang yang memilih untuk menjadi dirinya sendiri. Dia tidak perlu meminjam definisi sukses menurut orang lain, juga tidak perlu menggunakan definisi keren, cantik, tampan, hebat milik orang lain. Karena dia tahu persis, dia punya definisi yang lebih menenteramkan hati. Apakah itu mudah dilakukan? Tidak. Berusaha menjadi diri sendiri, di tengah dunia yang semakin tua, adalah pekerjaan berat. Karena, bahkan orang tua sendiri akan heran ketika melihat anaknya ternyata memilih jalur berbeda.

Terakhir, sebagai penutup catatan pendek ini, apa definisi kebahagiaan menurut dunia? Jawabannya simpel: memiliki segalanya.

Apakah kalian percaya itu definisi terbaiknya? Well yeah, nyaris 100% akan spontan menolak jawaban ini. Tapi hei, lantas kenapa sekejap setelah membaca catatan ini, atau besok paginya, kita justeru sebaliknya, masih terus mengejar dunia? Masih terus merasa kurang, ambisius, masih terus pamer banyak hal, masih ingin menunjukkan betapa hebat hal yang kita miliki?

Itulah kenapa catatan ini dimulai dengan paragraf: Kita mungkin tidak menyadarinya, tapi dunia ini, berkonspirasi habis2an membuat orang lain agar tidak menjadi diri sendiri, memaksa orang2 agar mengikuti keramaian.

*Tere Liye


Comment saya : tidak ada. ya, memang benar kata bang Tere, dunia membuat kita semua sama, dan perbedaan di anggap penyakit. dan semoga kita yang membaca catatan ini bisa merenung, bahwa hidup ini tak melulu soal dunia :')

Komentar

  1. Sesuai hukum alam sih menurutku, bahwasanya "yang mendominasi akan menyingkirkan yg minoritas". Ya, mudahnya saja perilaku kita sehari-hari kan juga selalu menginginkan yang terbaik dan karenanya berusaha sekuat mungkin agar menjadi yang terbaik. Dengan demikian, hal-hal yang kita pandang "tidak baik" secara otomatis akan tersingkir dari pilihan. Itulah yang kemudian membuat orang-orang menjadi "seragam" karena sebagian besar memandang suatu hal "tidak baik" kemudian menghindarinya.

    Semisal manusia tidak punya nafsu yang berhubungan dengan hal-hal yang terbaik, bisa jadi keseragaman itu tidak akan mencolok. Satu lagi, bahagia menurut saya bukan memiliki segalanya, tapi bahagia itu berdamai dengan hawa nafsu kita sendiri.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum...salam kenal...izin follow blognya y :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raef - No One Knows But Me

Awalnya lagu ini sering di putar lewat sound asrama di pagi hari, lama lama, gak tau kenapa aku suka sama lagu ini. hihi Langsung deh aku cari liriknya di google. setelah baca, waw ~ excited banget ternyata. jadilah lagu ini jadi lagu pertama yang aku putar ketika buka lepi. apalagi melodinya yang rada mellow, langsung ngingetin aku atas kebesaran Allah. Recommend banget deh, 

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

[REVIEW]IOI-DOWNPOUR

                     Saya adalah tipe orang yang tidak suka dengan lagu-lagu yang liriknya receh dan tidak mengandung makna yang dalam, bahkan jika itu lagu yang sedang populer belakangan ini, saya memilih tidak peduli. Saya lebih menyukai lagu yang mempunyai arti dalam, tidak peduli terkenl atau tidak.                    Dan untuk lagu ini, Mungkin sebenarnya sudah lama banget sejak lagu ini muncul, tapi lagu ini benar – benar tidak kuno. Serius. Sebelum me-review lagunya, ijinkan saya menuliskan beberapa basa-basi tentang lagu ini. Jadi, lagu ini adalah lagu perpisahan dari girlband korea yang bernama IOI.