Saya bingung bagaimana untuk menulis tentang hal ini awalnya. Dari dulu saya pikir ya ngapain nulis tentang bagaimana rasa, situasi dan kondisi saat belajar di Mesir. Kalau mau kepo ya tinggal searching di google banyak. Tapi, semakin kesini, ada beberapa orang yang sering dm bahkan email berisi pertanyaan tentang Mesir.
Jadi ya, saya pikir gak papalah nulis, sekalian share beberapa cerita aja. Kali aja memantapkan keputusan temen-temen yang baca untuk memilih berkuliah di Mesir atau di Indonesia saja.
Pertama kali saya menginjakkan kaki di negri Kinanah ini tanggal 05 Desember 2018 bersama teman-teman Mumtaza yang saat itu dibagi menjadi 4 kloter. Bagaimana saya datang ke Mesir bisa cek di postingan saya (disini). Namanya pertama, pasti perasaan yang muncul adalah perasaan excited, bersemangat dan kepo. Apalagi menjadi maba, rasa sok tau nya entah mengapa sangat besar. Story sana sini, video sana sini. Maklum, baru pertama keluar negri, apalagi setelah penantian visa yang belum di acc-acc. Haha polos banget kalo diingat kembali.
Selama sebulan setelah kedatangan, kita mempersiapkan diri mengikuti ujian tahdid mustawa. Tahdid mustawa saat itu diadakan tanggal 20-an akhir saya lupa pastinya. Nah, tahdid mustawa ini apa sih? Ini adalah tes untuk menentukan masuk ke level mana kita di kelas bahasa. Iya. Jadi setahun awal disini, kita tidak langsung kuliah. Tapi mengikuti kelas bahasa dulu selama setahun. Setelah saya lihat, baca dan dengar dari teman-teman yang juga berkuliah di luar, rupanya mayoritas penduduk asing yang berkuliah di luar negri diwajibkan untuk mengikuti kelas bahasa di negara masing-masing. Seperti Turki, Jerman, Jepang bahkan Korea. Ya meskipun di Indonesia sudah belajar. Sebagai konfirmasi saja kali ya, bukti kalau kita itu mampu.
Nah setelah pengumuman tes, masuklah saya di level dua atau mubtadi' stani. Sumpah drama abis sih pas dapat pengumuman karena saya pikir saya bisa dapat di atas itu. Tapi sombong sih, makanya Allah kasih lihat kuasa-Nya.
Selanjutnya saya akan ceritakan per-part ya.
1. DL [Darul Lughoh] atau Kelas Bahasa.
DL ini seperti sekolah. Literally kayak sekolah pas SMA. Durasinya sih sekitar 3-5 jam per hari. Tergantung bagaimana kebijakan idaroh. Misal masuk jam 8 pagi pulang jam 12 siang atau masuk jam 7 pagi pulang jam 1 siang selama lima hari, jum'at sabtu libur. (Oiya, di Mesir ini libur bukan hari minggu. Tapi hari jum'at dan sabtu) Tapi karena banyaknya mahasiswa, DL dibagi menjadi dua fatroh. Pagi dan siang. Pagi mayoritas untuk banat dan siang untuk banin.
Selanjutnya, Darul Lughoh terdiri dari tujuh mustawa. Diantaranya, Mubtadi' awal dan tsani, Mutawasith awal dan tsani, Mutaqqodim awal dan tsani, terakhir Mutamayyiz. Biasanya per-mustawa masa aktif belajarnya satu bulan sampai dua bulan. Jadi penentuan level ini sangat berpengaruh apakah kita bisa kuliah di tahun selanjutnya. Jika daftar ulang (Ijroat) kampus sudah di buka sedang kita masih belum tamat DL maka alamat kita tidak bisa kuliah. Karena untuk daftar ulang kita membutuhkan ifadah najah atau ijazah kelulusan dari DL itu sendiri, yang menyatakan bahwa kita sudah tamat DL.
Untuk pembagian kelas dalam DL dibagi seimbang menurut saya. Satu kelas berisi sekitar 30 orang dan berasal dari berbagai negara. Pengalaman sih, saya punya teman dari Thailand, Turki juga Malaysia.
Oiya, Kenaikan kelas di DL disamping memang harus lulus ujian tengah semester (muntasof) dan ujian akhir semester (muntahi) juga di pengaruhi oleh banyak tidaknya absen. Biasanya diberi jatah 5x absen oleh idaroh. Tapi itu juga tergantung kepada keputusan ustadzah di kelas masing-masing.
Jadi memang tidak bisa seenaknya bolos ya. DL ini juga ber-bayar di setiap levelnya. Tahun 2018 itu sekitar 720 pound + kitab.
Depan gedung biru DL (hari terakhir masuk DL) |
2. Kuliah
Wah, bagi warga DL pasti yang di tunggu-tunggu adalah masa kuliah. Selain karena kepo, kuliah berbeda dengan DL. Kuliah di Al-Azhar gratis. Hanya bayar uang daftar ulang yang biasa disebut Ijroat sebesar 125 pound kalau tidak salah (kalo di Indo sekitar 150 ribu rupiah lah waktu dollar naik) dan Uang buku sekitar 300 pound.
Tapi, ketika sudah lulus DL kita tidak bisa langsung masuk kuliah. Kita harus daftar ulang (Ijroat) terlebih dahulu. Nah, ketentuan Ijroat walau pada dasarnya sama tapi masing-masing jurusan memiliki ciri khasnya sendiri. Next time kita bahas ya, karena masalah Ijroat sejujurnya pembahasan yang sangat amat panjang wkwkw
Al Azhar sendiri terpisah antar kuliyah banin dan banat. Bener-bener pisah, ga cuma kelas aja, tapi gedung juga. Jauh bahkan. Banat di Hay Sadist sedangkan Banin di Darossah. Beda setengah jam perjalanan lah. Jurusan yang tersedia untuk banat dan banin juga berbeda. Banat hanya 3 jurusan yaitu Syari'ah Islamiyah, Ushuluddin dan Lughoh Arobia sedangkan banin lebih bervariasi : Syari'ah Islamiyah, Syari'ah wal Qonūn, Lughoh Arobia (ada dua jurusan di dalamnya: Aam dan Tarikh) dan Dirosat Islamiyah. Tapi beberapa temen juga ada yang masuk di fak. Dakwah.
Nah kalau saya mengambil jurusan Lughoh Arobia dan masih menginjak tingkat satu.
Kuliah sendiri sebenarnya lebih padat daripada DL, tapi sifatnya fleksibel. Tidak ada absen. Jadi mau masuk atau tidak terserah, tergantung kesadaran diri masing-masing. Mau masuk pas ujian aja ya ahlaan, asal sudah ijroat dan dapat kerneh semua beres. Tapi ya.. mbok yo kita paham kan jauh-jauh ke Mesir mau ngapain? Hihihi. (Tapi saya kadang juga bolos sih, kalo ga bolos ya pulang duluan haha) ojok mbok tiru yo rek. Maalesy lah ya..
Kalau ada yang bertanya, "loh mbak, aku kan belum bisa bahasa arab. Nah ini muqorror (kitab kuliah) full bahasa arab gimana?" "Kadang kalau di kuliah ga ngerti dukturohnya ngomong apa gimana?"
Beberapa muqorror termin 2 syu'bah Lughoh |
Nah, di kalangan masisir (mahasiswa indonesia mesir) ada organisasi di setiap jurusan yang disebut senat. Dimana senat ini lah yang biasanya membantu urusan per-kuliahan. Termasuk bimbel yang diadakan sekitar dua bulan sebelum termin. Jadi, ujian di Azhar sebenarnya cukup ngeri. Tapi kalo sudah banyak belajar....
Ya tetep aja ngeri!
Wkwkw.
Satu tahun pelajaran di Al-Azhar berisi dua termin. Jadi, dua kali ujian. Ujian termin satu dan Ujian termin dua. Ujian termin satu berisi ujian tulis saja. Sedangkan ujian termin dua lebih menantang, ujian tulis dan lisan.
Untuk masalah liburan, setiap termin memiliki liburan. Termin satu yang biasanya musim dingin hanya diberi jatah libur 1-2 minggu. Sedangkan termin dua juga biasa disebut liburan musim panas sekitar 3 bulan.
Sejujurnya saya agak ragu bahas ini hehe. Bukan gimana, tapi takut salah. Soalnya saya juga masih tidak seringgg banget talaqi. Jadi saya kasih info secara garis besar saja ya, sebagai gambaran.
Jadi, Al-Azhar sebagai Jami' beda dengan Al-Azhar sebagai Jami'ah. Kalau di kuliah itu lebih ke sistem formal, duduk dibangku dengan administrasi segala macam. Sedangkan Talaqi bersifat seperti kita duduk mendengarkan Syekh men-syarah atau menjelaskan kitab-kitab tertentu. Talaqi banyak sekali dijumpai di Masjid Al-Azhar, Masjid Sholeh Ja'fari dan Mudhiafah-Mudhiafah. Tidak terhitung ilmu yang kita dapat dari talaqi. Para Masyaikh, (Syekh-Syekh) pengampu memiliki kecakapan dan integritas ilmu yang sangat tinggi.
Keren banget talaqi ini, serius. Dan hebatnya, kita tinggal pilih. Bayangin aja, itu semua sumber ilmu 😠jadi nyesel kan ga sering talaqi.
Mau belajar Tafsir Jalalain? ADA. Atau yang mutawasih mau Tafsir Ayatul Ahkam? ADA. Mau belajar syarah jurumiyah dengan tufatus tsania bisa atau alfiah ibn malik bisaaa. Hadist kutubu sittah juga ada. Serius mau cari ilmu apa yang berkaitan dengan tsaqofah islam, Mesir seperti menyediakan dengan cuma-cuma. Dan ini gratis 😠cuma kita mau apa engga menjemput nikmat Allah yang indah ini.
Tapi seribu sayang, karena virus covid-19 semua harus pause sementara. Karena kebijakan Mesir yang me-lockdown negaranya.
Akhirul kalam, mari kita berdoa agar Allah segera mengangkan covid-19 ini, juga agar kita sebagai manusia selalu intropeksi dan tidak sombong atas apa yang bukan milik kita.
Oiya, selamat memilih untuk masa depan teman-teman! Jangan hilangkan kebiasan untuk tetap mau belajar. Semoga Allah tetap jadi yang pertama. See you!
Kairo, 12 April 2020 | 07:09 clt
@fira.syarifahs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar