Minggu, 05 April 2020

#RuangSendiri : Kolaborasi.





Saya balik lagi untuk menulis unek-unek, eh bukan, maksudnya ricuh riuh yang mengepul di otak. Semoga tidak bosan membaca ya. 

“Manusia adalah makhluk sosial” sebuah kalimat dalam pelajaran ilmu sosial ini akan menjadi awalan yang baik sepertinya. Iya, apalagi jaman sekarang, dengan siapa kita bersosialisasi bahkan bisa jadi menentukan “kelas” yang kita miliki di mata masyarakat. Tetapi secara ilmiah memang begitu sih, kita akan berkumpul dengan mereka yang satu frekuensi. Hingga akhirnya banyak orang-orang yang berusaha menaikkan frekuensinya untuk bersama dengan ‘kelompok’ yang mereka inginkan. 


Kemarin, saya baru lihat drama yang berjudul “Hospital Playlist” yang statusnya on going dan masih 4 episode. Tapi entah mengapa membekas banget dengan vibes nya yang hangat. Hospital Playlist bercerita tentang persahabatan lima sekawan yang berteman sejak universitas dan sekarang bekerja di rumah sakit yang sama. Mereka berbeda minat, berbeda sifat, berbeda latar belakang tapi akhirnya mereka menjadi dekat karena membentuk band bersama. 

Dari drama itu saya belajar dan menentukan sebuah sudut pandang baru tentang hubungan antar manusia yang disebut dengan kolaborasi. Dalam kbbi sendiri, kolaborasi artinya bekerja sama. Sesuai dengan pernyatan diatas, sifat makhluk sosial manusia membuat kita tidak mampu melakukan segala sesuatu sendiri. Setidaknya ada satu titik dimana kita membutuhkan orang lain. 

Ketika beberapa manusia memutuskan untuk melakukan kolaborasi, itu artinya mereka setuju untuk “bekerja sama” dengan tujuan sama. Kolaborasi tidak akan terjadi jika tidak ada kemauan untuk bersama. 

Contohnya si A dan si B akan membentuk project bersama, awalnya mereka bersemangat. Akan tetapi ketika komunikasi memburuk dan tujuan yang akan dibangun bersama itu mulai memudar maka kolaborasi yang muncul akan menjadi  tidak sehat. Bukan menjadi produktive malah menyakiti hati karena pemikiran satu sama lain. “kenapa dia begini” dan “kenapa dia begitu” 

Intinya  apa sih? 

Hahaha. Kolaborasi itu bisa jadi menyenangkan, bisa jadi menyengsarakan. Untuk itu kita seharusnya paham, ketika melakukan kolaborasi maka buatlah kolaborasi yang selain menguntungkan dan menyenangkan kedua belah pihak, juga bermanfaat manusia banyak. Setidaknya ruang dan waktu kita sebagai manusia harus dipenuhi dengan moment yang berkesan.

Caranya? 

1. Carilah patner yang asik.

2. Satukan frekuensi.

3. Menjunjung tinggi toleransi.


Singkatnya, kolaborasi dilakukan untuk mendekatkan. Bukan menjauhkan.






Kairo, 05 April 2020 21:08 Clt.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

late's fira's gram