Selasa, 18 Februari 2020

Sesuatu yang Kamu Tidak Penah Tau.




Jum'at kemaren, dapat pelajaran lagi.

Ada sebuah cerita, tentang seseorang yang tidak mau di nasehati. Bagaimana bisa seseorang yang ia tau cela-nya menasehatinya? Urusan diri sendiri aja tidak kelar, sok-sok an mengomentari dan mengkritik orang lain. Tau kehidupannya saja tidak. Berani sekali memberitahu mana yang benar dan salah. Tidak bisa! Ia akan temukan jalan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.


Tapi, seseorang itu tiba-tiba mendapat pencerahan di suatu pagi, dari perkataan yang keluar dari manusia yang umurnya jauh di bawahnya.

Bahwa penolakan kita terhadap apa yang telah di nasihatkan atau ditetapkan kepada kita (oleh musyrifah, orang tua, bahkan syari'at Allah) boleh jadi karena sempitnya pemikiran kita dan sedikitnya ma'lumat yang kita punya. Kita seringkali hanya memandang rendah terhadap apa yang di nasehatkan, berlindung di balik kata "kamu nggak pernah tau apa yang aku rasakan"

Ya kalau dipikir, masa untuk menasehati orang maksiat kita harus merasakan maksiat itu dulu? Enggak kan? Setidaknya kita semua paham teorinya. Lalu ketika ada yang tidak sesuai, kita besedia untuk diingatkan dan mengingatkan.

Tapi, tentu ada yang namanya aturan. Bagi yang menasehati dan dinasehati. Singkatnya, kita harus bisa memposisikan diri dan bersabar. Karena tidak semua paham dengan posisi dan karakter masing-masing. Aku pernah baca, di buku milik mbak Kartini F bahwa kita harus pandai-pandai mengolah perasaan.

Makanya jangan buru-buru marah, buru-buru pergi dan menjauh dari dakwah. Diam dulu, renungi dan belajar. Mungkin ada ilmu dan pengalaman yang tidak pernah kita ketahui dan mereka yang menasehati kita, tidak ingin kita merasakan "salah jalan" begitu kan?

🌻 semangat kawan!



Kairo, 18 Februari 2020 12:42 CLT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

late's fira's gram