Langsung ke konten utama

Kumpulan Lidi

Jadi malam ini saya baru selesai rapat tentang acara besar angkatan, judul besarnya "Sahabat Qur'an" jadi semacam karantina Tahfidz selama bulan Ramadhan full khusus angkatan kami yang berjumlah 2000-an orang.



Nah, sebenarnya rapat kali ini hanya di hadiri BPH dan tim acara sih, juga Iffan sebagai ketua angkatan. Kita berbicara banyak hal, di mulai dari metode menghafal sampai total anggaran yang akan di gugurkan. Eh, bukan saya ding, tapi mereka. Saya hanya diam, mendengar dan menjalankan tugas sebagai notulen saja.

Sejujurnya, saya agak tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Karena 85% dari tim berada di satu almamater yang sama, jadi mereka sebagian besar sudah mengenal dan enjoy satu sama lain. Sedang saya hanya manusia tanpa almamater yang mungkin tidak sengaja dipilih Lalu sebagai sekretaris acara. Alhasil, seperti peristiwa yang sudah-sudah, saya hanya memperhatikan mereka, satu persatu sambil meng-observasi sifat yang terlihat dari cara mereka berbicara. Kadang entah mengapa, lebih asyik memahami orang-orang baru meski belum hafal namanya.

Semakin lama, setiap orang bersuara, sedang saya tetap dalam mode diam. Entah suasana mesir yang malam itu sedang dingin-dinginnya atau rasa enggan karena mereka semua orang baru. Tapi sebuah kata -kata dari Lalu benar-benar menampar saya. (Btw Lalu adalah ketua acara dari 'Sahabat Qur'an')

Kata itu berbunyi : "Kita sekarang di hadapkan dengan sebuah lapangan dengan banyak sampah. Kemudian kita analogikan diri kita sebagai satu buah lidi. Apakah dengan satu buah lidi mampu membersihkan banyaknya sampah? Tentu tidak. Tapi bagaimana jika kita, satu tim bergabung untuk membersihkannya? Bukan hal yang mustahil bukan?"

Dari situ saya langsung, deg. Ini bukan sebuah kebetulan saya di pertemukan dengan sebuah tim hebat ini. Apalagi tema acara yang berupa upaya untuk mendekatkan diri kepada Al-Qur'an. Allah sudah menyiapkan skenario terbaik untuk membiarkan saya tumbuh. Allah memberikan kesempatan untuk sibuk tanpa menjauh darinya.

Ah, betapa romantis Allah.

Dan dari sini saya belajar, satu orang manusia mungkin bisa menghasilkan sesuatu yang wow, tapi sebuah tim akan mewujudkan something big. Dan terima kasih untuk Lalu telah menjadi seorang leader yang mengispirasi.

Tugas kita masih banyak. Masih ada berpuluh rapat yang akan di datangi. Semoga di setiapnya saya bisa mengambil manfaat dan hikmah.

Keluhan pasti ada. Tapi bagaimana kita memandangnya dengan sudut pandang lain, bukan?



Kairo, 11 April 2019  00:16 CLT  |  @fira.syarifahs

Komentar

  1. Ya rob.. Tanpamu aku bagaikan debu yang entah tak tau akan menempel pada siapa.. Untungnya allah berbuat baik padaku sehingga mengizinkanku menempel pada kalian yang selalu ada dalam memberikan solusi dan inspirasi dari masalah kita bersama.. 😇

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raef - No One Knows But Me

Awalnya lagu ini sering di putar lewat sound asrama di pagi hari, lama lama, gak tau kenapa aku suka sama lagu ini. hihi Langsung deh aku cari liriknya di google. setelah baca, waw ~ excited banget ternyata. jadilah lagu ini jadi lagu pertama yang aku putar ketika buka lepi. apalagi melodinya yang rada mellow, langsung ngingetin aku atas kebesaran Allah. Recommend banget deh, 

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

[REVIEW]IOI-DOWNPOUR

                     Saya adalah tipe orang yang tidak suka dengan lagu-lagu yang liriknya receh dan tidak mengandung makna yang dalam, bahkan jika itu lagu yang sedang populer belakangan ini, saya memilih tidak peduli. Saya lebih menyukai lagu yang mempunyai arti dalam, tidak peduli terkenl atau tidak.                    Dan untuk lagu ini, Mungkin sebenarnya sudah lama banget sejak lagu ini muncul, tapi lagu ini benar – benar tidak kuno. Serius. Sebelum me-review lagunya, ijinkan saya menuliskan beberapa basa-basi tentang lagu ini. Jadi, lagu ini adalah lagu perpisahan dari girlband korea yang bernama IOI.