Langsung ke konten utama

Terbiasa tanpamu.





Wah, sudah lama sekali rasanya tidak bersua dengan blog yang sejak sma ini saya perjuangkan ini. Sejujurnya, ada banyak sekali yang saya ingin ceritakan, ada banyak kisah yang terjadi tapi entah mengapa saya bingung bagaimana menuliskannya. Dan seringkali menghantui.

Hari ini, saya putuskan, untuk menulis sedikit demi sedikit kisah dan hikmah yang belum terlupa dari perjalanan saya di negri kinanah.


Terhitung sudah sembilan puluh hari berlalu. Dan saya sudah mengalami beberapa kehilangan. Beberapa harta, dan beberapa rasa. Sebagaimana manusia biasa, saya merasa galau. Kadang menulis keresahan di media sosial, kadang lagi di pendam sendiri. Pernah suatu ketika saya membuat pertanyaan dari fitur q&a yang ada di story instagram, bunyinya : "apa yang kamu lakukan ketika kamu menghadapi kehilangan?"

Bukan apa, dengan mendengar cerita orang lain terkadang bisa membuat pikiran kita sejenak terbuka. Ada banyak balasan masuk, tapi yang membuat saya tertegun adalah jawaban dari teman saya yang sama-sama studi di mesir, : "Kehilangan? Pede sekali. Bukankah apa yang kita miliki sekarang memang bukan milik kita?"

Akhirnya saya menghapus story saya dan memaknai kalimat ini dalam-dalam. Iya ya. Saya sudah banyak membaca kalimat tersebut, tapi kenapa baru bekerja sekarang. Menusuk. Memang, manusia acapkali butuh bukti setelah membaca semua teori tentang kehidupan. Dan, saya termasuk di dalamnya.

Apalah arti sebuah kehilangan, jika yang kita miliki bukanlah milik kita?
Apalah arti sebuah kesakitan, jika yang kita genggam memang harus di lepaskan?

Kehilangan sedikit banyak mungkin akan mempengaruhi ritme hidup kita. Bayangkan saja, yang selalu ada atau seringkali bersama, kini harus menjadi apa apa yang tiada terindra.

Tapi bukankah Allah memang menciptakan semuanya berpasang-pasangan? Ada kedatangan, ada kepergian. Ada kehadiran, ada pula kehilangan. Ada kamu, yaudah ada aku deh.

Eh, gimana gimana.

Jadi maksud saya, kita harus terbiasa dengan rasa kehilangan. Karena memang kehilangan adalah sebuah keniscayaan. Mau berkelit seperti apapun, kehilangan pasti menghampiri.

Lagipula, Bukankah yang sudah menjadi biasa akan menjadi tidak istimewa lagi? Kita hanya harus terbiasa hidup dengan rasa kehilangan agar sakitnya tak lagi menggelegar.

Setelah banyak berlatih, di masa depan nanti, boleh jadi kita bisa memandang sebuah kehilangan seperti kita memandang sebuah kedatangan. Secara alami terjadi. Menangis sedikit, lalu tersenyum yang banyak.

Allah pun sudah mengingatkan bukan, "kamu boleh mencintai sebanyak apapun, tapi ingat, kamu pasti akan berpisah dengannya"

Semoga selalu kuat ya, aku, kamu dan juga kita.





Kairo, 22 Maret 2019 | 06:54 clt.
Fira Syarifah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raef - No One Knows But Me

Awalnya lagu ini sering di putar lewat sound asrama di pagi hari, lama lama, gak tau kenapa aku suka sama lagu ini. hihi Langsung deh aku cari liriknya di google. setelah baca, waw ~ excited banget ternyata. jadilah lagu ini jadi lagu pertama yang aku putar ketika buka lepi. apalagi melodinya yang rada mellow, langsung ngingetin aku atas kebesaran Allah. Recommend banget deh, 

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

[REVIEW]IOI-DOWNPOUR

                     Saya adalah tipe orang yang tidak suka dengan lagu-lagu yang liriknya receh dan tidak mengandung makna yang dalam, bahkan jika itu lagu yang sedang populer belakangan ini, saya memilih tidak peduli. Saya lebih menyukai lagu yang mempunyai arti dalam, tidak peduli terkenl atau tidak.                    Dan untuk lagu ini, Mungkin sebenarnya sudah lama banget sejak lagu ini muncul, tapi lagu ini benar – benar tidak kuno. Serius. Sebelum me-review lagunya, ijinkan saya menuliskan beberapa basa-basi tentang lagu ini. Jadi, lagu ini adalah lagu perpisahan dari girlband korea yang bernama IOI.