“Kau tidak akan pernah berdamai dengan masa lalumu,
jika kau tidak memulainya dengan memaafkan dirimu sendiri. Kau harus memulai
memaafkan semua yang telah terjadi. Tidak ada yang patut disalahkan”
“Apa setelah aku melakukan semua itu aku akan bisa
berdamai dengan masa laluku ?”
“Tidak. Ah, maksudku, belum. Untuk bisa sempurna
berdamai dengan masa lalu itu, kau harus bisa menerima semua kenangan itu.
Meletakkannya di bagian terpenting hatimu, memberikannya singgasana dan mahkota.
Karna bukankah itu kenangan yang paling indah ? paling berkesan. Paling
membahagiakan.”
“Jika memang membahagiakan, mengapa terasa pilu untuk
mengenangnya, mengapa ?”
“Karna kau tak mau menerima kenyataan yang ada. Kau
selalu menolaknya. Tak pernah memberikan celah kepada hati untuk berfikir dari
sisi yang lain. Kau membunuh setiap penjelasan.”
Dan, aku
pun terdiam.
-
Darwis
‘Tere Liye’
Dikutip
dari buku : Sang Penandai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar