Langsung ke konten utama

cinta yang sederhana




"Mungkin ini benar. Semua jalan kita itu memilih yang dipilihkan, berusaha untuk menyerahkan yang terbaik dengan harapan dalam doa yang selalu baik. Sesederhana itu kah rasa(ku) pada(mu) ?"


Apakah cinta yang sederhana itu?



Apakah sesederhana kata-kata yang tak sempat terucap? Apakah sesedehana kayu kepada api yang menjadikannya abu? Apakah sesederhana isyarat yang tak sempat dikatakan oleh awan kepada hujan yang menjadikannya tiada?Cinta yang sederhana.

Sesederhana cinta seorang Abdurrohman bin Auf yang begitu rela meninggalkan semua harta bendanya yang berada di Makkah demi mengikuti Rosulullah hijrah ke Madinah.

Sesederhana cinta Abdullah bin Mas’ud yang rela dipukuli kaum Quraisy demi melantunkan ayat-ayat Allah dengan suara lantang didepan Ka’bah guna bisa meluluhkan hati kaum Quraisy.

Sesederhana seorang Zaid bin Haritsah yang rela tubuhnya terluka parah ikut berdarah-darah demi melindungi Rosulullah yang dilempari batu oleh penduduk Thiaif untuk mengajak mereka memeluk agama Islam.

Sesederhana seorang Uwais Al-Qarni yang harus rela memendam rindu untuk bertemu dengan Rosulullah demi untuk merawat ibunya yang sudah tua dan buta serta sakit-sakitan.

Sesedernana cinta seorang Abu Bakar yang kakinya rela digigit ular di Gua Tsur demi tak ingin membangunkan Rosulullah yang tertidur pulas dipangkuannya.

Sesedernana Abu Dzar Al-Ghifari yang berjalan sendirian dalam jarak ratusan kilometer untuk menyusul mengikuti ekspedisi perang Tabuk.

Sesederhana Rafi’ bin Harist yang rela meninggalkan Maria, wanita nasrani tunangannya, yang amat dicintai, demi agama Islam yang waktu itu baru saja dipeluknya.

Sesederhana Bilal bin Rabbah yang rela dipanggang dan disiksa dibawah panasnya batu besar pada teriknya suasana gurun demi tetap berpegang teguh kepada agama Islam.

Sesederhana Umair bin Wahab yang rela berjalan kaki berbolak-balik dari Makkah menuju Laut Merah lalu ke Makkah lagi dan kembali lagi ke Laut Merah demi mengajak agar sahabatnya, Sofwan bin Umayyah, bisa mendapat hidayah Islam seperti dirinya.

Sesederhana Khabbab bin Art yang begitu sabar ketika besi panas diletakkan dikepalanya dan diinjak dadanya demi mempertahankan keIslamannya meskipun tak ada satupun yang membelanya waktu itu.

Sesederhana apakah cinta kita dibandingkan dengan perjuangan-perjuangan ini? Sesederhana apakah cinta kita terhadap teman-teman kita? Sesederhana apakah cinta kita kepada Allah? Mungkin, hanya kita yang mengetahui jawabannya.


repost from : disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raef - No One Knows But Me

Awalnya lagu ini sering di putar lewat sound asrama di pagi hari, lama lama, gak tau kenapa aku suka sama lagu ini. hihi Langsung deh aku cari liriknya di google. setelah baca, waw ~ excited banget ternyata. jadilah lagu ini jadi lagu pertama yang aku putar ketika buka lepi. apalagi melodinya yang rada mellow, langsung ngingetin aku atas kebesaran Allah. Recommend banget deh, 

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

[REVIEW]IOI-DOWNPOUR

                     Saya adalah tipe orang yang tidak suka dengan lagu-lagu yang liriknya receh dan tidak mengandung makna yang dalam, bahkan jika itu lagu yang sedang populer belakangan ini, saya memilih tidak peduli. Saya lebih menyukai lagu yang mempunyai arti dalam, tidak peduli terkenl atau tidak.                    Dan untuk lagu ini, Mungkin sebenarnya sudah lama banget sejak lagu ini muncul, tapi lagu ini benar – benar tidak kuno. Serius. Sebelum me-review lagunya, ijinkan saya menuliskan beberapa basa-basi tentang lagu ini. Jadi, lagu ini adalah lagu perpisahan dari girlband korea yang bernama IOI.