Saya itu bisa di bilang suka menonton. Meski tidak termasuk hobi sih. Suka aja. Dan juga memang tidak semua film dan drama sih, beberapa saja. Sekiranya yang alur ceritanya tidak menye-menye dan lebay. Mayoritas yang sudah saya tonton sih genre thiller dan psikologi. Seru aja gitu, seperti menemukan pengetahuan baru dengan jalan cerita yang jarang bisa ditebak, bahasa kerennya sih plot twist.
Setiap tanggal sepuluh di bulan kesepuluh, saya selalu membuat tulisan untuk diri saya sendiri.
Untuk mengucapkan terima kasih karena telah bertahan hingga sampai saat ini. Sudah kuat untuk tidak pergi dan menyerah, sudah mau sedikit demi sedikit mengurangi keluhan. Esok, semoga diri ini terus belajar bersyukur.
"Kak! Please, aku nggak habis pikir dengan pemikiran kakak, jadi maksud kak Ken itu gimana? Kakak suka sama Mbak Kayra tapi malah membiarkan dia pergi?"
Perempuan berkerudung hitam di hadapanku ini adalah adik kembaranku, Senja namanya. Jangan tanya kenapa nama kami tak sama, aku sendiri tidak tau, ditambah dengan wajah yang tidak mirip seperti anak kembar lainnya, banyak sekali yang meragukan bahwa kami bersaudara.
Kali ini saya mau sedikit curcol. Tentang apa yang saya sebut hobi. Iya, membaca dan menulis. Dulu tuh waktu SMP sama SMA ya, saya udah pede banget. Soalnya diantara semua temen-temen saya, boleh dibilang saya yang paling suka membaca dan paling bagus tulisannya. Akhirnya saya semangat tuh, sering banget ke toko buku trus update tulisan banyak di blog. Kadang saya nulis novel di buku tulis trus saya kasih baca ke temen-temen saya. Mereka sedikit banyak suka sih, tapi banyakan sebel soalnya kalo nulis saya nggak pernah selesai wkwkw.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ itu harus terus terusan di ucapkan.
Karena keadaan hati kita tidak akan selalu permanen, tidak selalu stagnan. Ada masa dimana, maksiat lebih kita cintai daripada lelahnya beribadah. Dan tidak ada yang bisa menolong kita, kecuali doa-doa yang selalu kita panjatkan kepada Allah, agar tidak futur, agar Allah selalu melindungi kita dari ganasnya pergaulan manusia, Agar Allah teguhkan ketaqwaan kita.
Ustadz Salim A. Fillah pernah berkata : "tidak ada perasaaan yang lebih indah daripada perasaan nikmat di dalam ibadah, nikmat di dalam ketaaan" dan kita tidak bisa merasakan kecuali hati kita di tetapkan pada ketaatan agama.
Ada seorang perempuan, yang menyukai seorang lelaki. Lelaki yang terlihat sholeh dan menjaga sedang perempuan ini biasa saja. Sungguh. Perempuan ini menyukai sang lelaki sejak duduk di kelas menengah pertama, tingkat satu. Saat anak laki-laki itu memakai baju kuning. Boleh dibilang cinta pada pandangan pertama. Ah, bukan. Anak umur tiga belas tahun saat itu mana mengerti cinta, mungkin… bisa dibilang, keyakinan pertama kali.
Jadi beberapa hari ini kepikiran, selama ini ketika menulis sebuah novel saya cenderung mencari seorang tokoh di dunia nyata yang bisa menjadi inspirasiku, yang setidaknya bisa menggambarkan dengan baik tokoh dalam novel saya itu.
Sudah beberapa bulan, tapi kok, jadi stuck di tempat? Akhirnya saya tidak sengaja membaa serial warna milik mbak Dea Mahfudz. Dan saya benar-benar jatuh cinta. Seketika saya melupakan semua novel yang saya garap dan ingin fokus membuat novel terbaru ini.
Kadang pernah tidak sih berpikir bahwa kenapa ada seseorang yang hatinya bisa sekuat baja. Keberaniannya patut diancungi jempol, kontribusinya tidak usah ditanya lagi. Dia seperti tidak memiliki cela untuk baper, sedihnya tidak pernah terlukis, yang tampak hanyalah sebuah rona bahwa : dia manusia kuat.
Jadi malam ini saya baru selesai rapat tentang acara besar angkatan, judul besarnya "Sahabat Qur'an" jadi semacam karantina Tahfidz selama bulan Ramadhan full khusus angkatan kami yang berjumlah 2000-an orang.
Beberapa minggu yang lalu saya di sadarkan dengan sebuah pemikiran, mengenai hukum sebab-musabab interaksi laki-laki dan perempuan. Belajar dari kisah teman-teman juga kisah saya sendiri, saya mengambil sebuah pertanyaan besar. "Kenapa sih ketika kita menyukai seseorang harus bilang kepada yang bersangkutan?" Dan "Kenapa semua orang harus tau kalo kita lagi suka si A atau si B?"
Wah, sudah lama sekali rasanya tidak bersua dengan blog yang sejak sma ini saya perjuangkan ini. Sejujurnya, ada banyak sekali yang saya ingin ceritakan, ada banyak kisah yang terjadi tapi entah mengapa saya bingung bagaimana menuliskannya. Dan seringkali menghantui.
Hari ini, saya putuskan, untuk menulis sedikit demi sedikit kisah dan hikmah yang belum terlupa dari perjalanan saya di negri kinanah.
Jika kamu mau, aku bisa jadi teman terhebatmu. Teman yang selalu ada jika kamu butuh, teman yang selalu hadir jika kamu kesepian, teman yang bisa kamu ajak berkelana jika kamu ingin pergi sejenak dari hiruk piruk dunia, teman yang.. bisa menjadi tempat pulang.