Langit telah
menunjukkan semburat berwarna jingga, burung – burung yang sedari tadi
berterbangan tanpa arah di langit pun kini mulai kembali menuju sarang masing –
masing. Namun, bukannya mengikuti jejak para burung untuk kembali pulang, aku
malah tetap disini. Tersenyum menatap langit. Tak berniat sedikit pun untuk
kembali pulang.
Perlahan aku
menutup mata dan menghela nafas panjang. Terhitung, sudah 3 tahun berlalu.
Tapi, rindu ini masih belum bisa terlepas, meski ditelan waktu. Malah, rasanya
masih sama persis seperti hari pertama pasca perpisahan itu. Ah – lagi lagi
kenangan itu hadir. Lagi – lagi kisah konyol mereka membayangi lorong
fikiranku. Aku merindukan mereka, ya, siapa lagi jika bukan teman – teman
semasa sekolah menengah atas, atau SMA.
Tak bohong
rasanya jika banyak orang berkata bahwa masa SMA adalah masa yang indah. Masa
SMA adalah dimana kau akan menemukan jati dirimu dan teman – temanmu. Masa SMA
adalah dimana kau akan mengenakan seragam putih abu – abu. Hei, jangan tertawa.
Bukankah aku benar ? warna putih abu – abu adalah warna kebangsaan warga SMA.
Kini, tanpa
sadar aku kembali tersenyum. Hanya tiga tahun masa itu, tapi itu adalah masa
terindah. Aku ingat, bagaimana dulu ketika jam kosong, kita bisa begitu gaduh.
Atau, bagaimana bisa, kita membuat dua guru meninggalkan kita karena marah, dan
bukannya minta maaf, kita malah pulang dan tak mempedulikannya. Haha, jujur,
jika bisa, aku ingin mengulangi masa itu.
Dan memoriku
masih memutar semua kenangan ulang tahun kita yang ke tujuh belas. Iya, kita
semua. Traktiran bergilir. Carina yang disiram tiga kali dalam sehari, Ina yang
di bully –mencuci semua sandal anak anak-, Aku yang disiram air got yang
menjijikan, Ayu yang adem ayem namun traktirannya malah paling nikmat diantara
yang lain. Siapa yang tidak merindukan masa SMA seperti itu ?
Angin semilir
malam mulai membelai kerudung unguku. Aku mengeratkan jaket yang sedari tadi
memang kupakai. Aku masih ingin disini, duduk di balkon depan apartemenku.
Menatap jutaan rumah warga Bogor. Ah, jika disetiap rumah itu setidaknya ada
satu anak yang duduk di bangku SMA, maka ada jutaan anak pula yang merasakan
manisnya dunia SMA. Dunia putih abu – abu. Dan jika setengah anak dari mereka
bersifat melankolis seperti diriku, maka .. entah, aku tak bisa
membayangkannya.
Aku mengambil
handphoneku yang tergeletak tak jauh dari tempatku berada. Dengan lihai
jemariku mencari playlist lagu yang menurutku cocok untuk menjadi backsong kali
ini. Dan, Play for Ali Sastra – Sahabatku.
Hari – hari saat aku bersamamu, sahabat ..
Telah lama, waktu yang kita lewati
bersama ..
Kusadari, masa itu, adalah masa – masa
terindah.
Dalam sukaku, dalam dukaku, kau selalu
ada ..
Dan, dapat ditebak. Aku menangis. Aku
merindukan teman – teman masa SMAku. Ketujuh belas temanku yang bersifat absurd
namun dapat menjadi satu. Benar, kata seorang guruku : selama SMA, gunakanlah masa – masa terbaikmu bersama teman – temanmu.
Karena, jika lulus nanti, jangankan berkumpul dan membahas masa lalu, bertemu
saja mungkin sangat terasa sulit. Karena, yang membuat masa – masa putih
abu – abu menjadi istimewa adalah teman. Ya, pertemanan.
Probolinggo, 22 Mei 2015
Saat aku merasa,mereka sangat berharga.
Rara Syarifah.
*******
Wiii blognya unyu banget :) oiya nunggu folbek ya (@cputriarty)
BalasHapusiya, terima kasih :))
Hapus