Sabtu, 28 Maret 2020

#RuangSendiri : Menjadi Diri Sendiri, Mudahkah?




Catatan kali ini adalah sedikit hasil observasi dari manusia sekitar, pergulatan pemikiran diri sendiri dan beberapa bacaan yang menemani di tengah kondisi lockdown hari kesekian. Dimana, tulisan ini mungkin lebih kepada pandangan pribadi haha.

Jujur saja, semenjak Mesir Lockdown dua minggu dan ditambah dua minggu lagi, saya jadi punya banyak sekali waktu untuk "berbicara" dengan diri sendiri tentang apa yang sebenarnya saya mau, saya impikan, saya rasakan. Juga bagaimana saya memandang diri saya, saya memandang orang lain, orang lain memandang saya, manusia memandang satu sama lain serta pemikiran manusia yang berkaitan erat dengan tingkah laku.


Dari situ saya kembali ingin menulis. Kalau mbak vinaaulia hadir dengan #proyeksipikiran-nya dan mbak gitasav dengan video beropini-nya, saya hadir dengan ... hm.. apa ya.. #RuangSendiri! [Oke emang ter-inspirasi dari lagu Tulus] (sesuka itu sama lagunyaaa 😭🙏) Wkwk pokoknya saya mau tulis apa yang jadi riuh di otak saya.

Saya bisa dibilang punya kesempatan bertemu dengan banyak manusia. Dari sekian banyak itu, saya mengamati [yang juga bisa terjadi kepada saya sendiri] ada beberapa mempunyai tingkah laku yang berbeda disatu kondisi, mari kita sebut si A. Ada pula yang bersikap konsisten, mari kita sebut si B. Dengan contoh kasus : A dan B diberi kesempatan untuk berbicara di depan khalayak ramai.

Si A kadang besikap semangat kadang bersikap ogah-ogahan. Singkatnya : labil. Lalu si B selalu bersikap semangat. Konsisten. Dari sini saya bertanya-tanya, bahkan kepada diri sediri yang kadang bersikap labil. "Kenapa bisa terjadi?"

Karena kita masih belum mempunyai pemikiran yang tertanam kuat dan mengakar. Pemikiran yang labil itu bagai pohon tinggi namun tidak ditopang dengan batang yang kokoh. Akhirnya, setiap ada angin yang lewat ia cenderung mengikuti arah angin bermuara. Tidak konsisten.

Celakanya, pemikiran ini yang akan meng-cover kepribadian manusia. Ketika pemikirannya labil, ia akan menjadi pribadi yang labil. Ketika pemikirannya kuat, ia akan menjadi kepribadian yang kuat. Lalu, apa hubungannya dengan judul tulisan ini? "Menjadi diri sendiri, mudahkah?" Yaa.. gimana ya, karena untuk 'menemukan' diri sendiri, untuk menjadi diri sendiri kita harus sudah selesai dengan pemikiran kita. Sehingga kita bisa dengan mudah menentukan tujuan, menentukan sikap, menentukan karakter dan Olalaa~ you've found yourself!

Makanya, step pertama untuk menjadi diri sendiri adalah menemukan pemikiran yang tepat. Pemikiran yang sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia, memuaskan akal dan menentramkan hati. Sudahkah menemukan pemikiran seperti itu? Jika belum, terus cari ya. Karena air yang menggenang itu lebih berpotensi untuk kotor daripada air yang mengalir.

Kemudian muncul pertanyaaan, "mudahkah?" Oh jelas tidak. Tidak ada hal yang mudah di dunia ini gengs. Kudu ada proses, dalam proses itu ada sabar dan belajar.

Yah, kalo boleh cerita menulis ini juga termasuk dalam proses "menjadi diri sendiri" versi saya sih. Temen-temen yang sedang mencari, semoga segera menemukan. Temen-temen yang sedang dalam proses "menjadi" semoga selalu dikuatkan. Sedang teman-teman yang literally, di titik "proud to myself" wow congrats! 🥳 semoga bisa menginspirasi yang baik dan menjadi manfaat bagi manusia sekitar.

Well, udah sih sampe disini aja. Sampai bertemu di #RuangSendiri selanjutnyaaa~♡




Kairo, 28 Maret 2020 // 23:28 clt.

3 komentar:

late's fira's gram