Minggu, 14 Juli 2019

Tulisan : Memulai Kembali.




Kali ini saya mau sedikit curcol. Tentang apa yang saya sebut hobi. Iya, membaca dan menulis. Dulu tuh waktu SMP sama SMA ya, saya udah pede banget. Soalnya diantara semua temen-temen saya, boleh dibilang saya yang paling suka membaca dan paling bagus tulisannya. Akhirnya saya semangat tuh, sering banget ke toko buku trus update tulisan banyak di blog. Kadang saya nulis novel di buku tulis trus saya kasih baca ke temen-temen saya. Mereka sedikit banyak suka sih, tapi banyakan sebel soalnya kalo nulis saya nggak pernah selesai wkwkw.


Setelah beberapa tahun berlalu, lulus SMA dan berkuliah di Jember, tepatnya di jurusan Pendidikan dan Sastra Indonesia, saya bertemu banyak sekali manusia manusia keren yang pinter nulis dan daftar bacaannya nggak main-main men. Novel karya Pramoedya Ananta Toer, Sapardi Djoko Damono, Buya Hamka, NH. Dhini, Marah Roesli dsb udah habis semua dibaca. Saya? Aduh beberapa dari mereka malah saya baru dengar namanya pas di mata kuliah Sejarah Sastra. Di masa lalu, saya baru sadar, saya hanya membaca buku yang terkenal saja, tanpa mencoba menelaah buku yang membuat saya benar-benar berkembang. Saya seketika minder. Saya cobalah membaca Ksatria, Putri dan Bintang jatuh milik Dewi Dee Lestari untuk pemanasan. Sekalipun sudah melihat film nya tapi saya masih bingung, sastranya terlalu tinggi huhu.

Semenjak itulah durasi membaca saya berkurang sangat tajam. Apalagi ketika memutuskan berbalik arah untuk berkuliah di Mesir. Tambahlah saya tidak peduli dengan "hobi" saya, tujuan saya satu saat itu, lulus dan kuliah di Mesir. Saya tetap menulis, tapi rasanya tidak lagi sama. Seperti tidak berbobot. Isinya hanya keluhan saja.

Sekarang, menginjak bulan ke tujuh di tanah Mesir, dan entah mengapa Allah baik hati mengembalikan saya kembali ke jalan ini. Jalan menulis dan membaca, disertai dengan manusia-manusi yang berkarya di sekelilingku. Sedikit-sedikit akan saya bangun lagi "hobi" membaca ini. Kali ini dengan karya-karya milih ulama-ulama islam nan ideologis. Mungkin akan sedikit kesulitan. Apalagi kebanyakan adalah kitab tebal dan perlu usaha keras untuk menerjemahkannya. Ah, tidak papa. Awal-awal kita membaca terjemahannya dulu bukan?

Membaca, kini bukan lagi hal yang menjadi hiburan semata. Tapi juga menjadi hal yang membuat kita berkembang. Hal yang membuat otak kita terbiasa berpikir. Bukan begitu?

Semoga kita bisa konsisten dalam membaca dan mengamalkannya kepada ummat. Bismillah. Semoga Allah meridhoi.





Kairo, 14 Juli 2019 20:09 clt | Fira Syarifah
Kuatkan saya dalam habits yang engkau ridhoi ya rabb.

2 komentar:

late's fira's gram