Langsung ke konten utama

Tulisan tanpa tujuan

Aku pernah bertemu seorang lelaki, dia selalu bercanda. Sampai-sampai aku bingung mana yang benar dan salah. Mana yang diucapkan dengan serius atau hanya sekedar gombalan semata. Kadangkala dia bersikap begitu perhatian, mengamati setiap gerak-gerikku. Sedetik kemudian berganti menjadi sosok yang dingin, tak peduli. Lalu, hari berikutnya ia menjadi sosok yang sangat manja.


Siapa yang tidak bingung. Jatuh cinta kepada seorang lelaki yang memiliki seribu kepribadian. Dia baik, tapi bukan hanya padaku. Dia perhatian, tapi bukan hanya padaku. Dia ramah, tapi bukan hanya padaku. Jadi, apa yang membuatku begitu yakin bahwa dia berbalik ke arahku? Tidak ada. Itu hanya sepenuhnya asumsiku.

Percuma sebenarnya aku menulis beribu-beribu kalimat puitis. Ia sama sekali tidak mengerti. Baginya, membaca berlembar-lembar arab gundul lebih mudah daripada menafsirkan aksaraku. Aku tertawa mendengarnya. Sifat kita benar-benar tebalik. Dia kutub utara dan aku kutub selatan. Tidak ada persamaan kecuali satu hal : mimpi.

Kita mempunyai mimpi yang sama meskipun dia terlampau jauh bagiku.  Aku yang masih harus mencabut rumput untuk membuat jalan sedang dia tinggal membersihkan kerikil-kerikil dari jalannya yang telah mulus. Aku merasa ringkih. Lagipula dia bilang, jalannya masih jauh. Aku maklum. Ada beribu manusia yang akan ditemui nantinya. Masih banyak yang lebih baik.

Beranikah aku berkata bahwa dia berbeda? Tidak. Tidak sampai dia mengerti sendiri bahwa aku menganggapnya sebagi sosok yang berbeda. Ah lagi-lagi aku merasa kerdil. aku ingin meyakinkannya bahwa aku berproses. Aku akan menjadi lebih baik kedepannya, bukan untuk dia. Tapi untuk diriku sendiri agar aku percaya pada diri sendiri bahwa aku bisa menyukai lelaki sepertinya.

Dan lihatlah, aku terlalu menulis banyak basa-basi yang tidak penting. Tapi entah aku lega. Aku seperti membuang tumpukan kertas yang sudah menggunung di pojok ruangan, atau seperti membersihkan puluhan jaring laba-laba yang bersarang di langit-langit kamarku.

Katakanlah bahwa ini berlebihan. Katakanlah aku terlalu mengada-ngada untuk menulis kata-kata sebanyak ini. Silahkan. Tidak ada yang mengetahui hati seseorang kecuali sang pemilik hati tersebut, bukan ?

Bjn, 14.22

29-11-2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raef - No One Knows But Me

Awalnya lagu ini sering di putar lewat sound asrama di pagi hari, lama lama, gak tau kenapa aku suka sama lagu ini. hihi Langsung deh aku cari liriknya di google. setelah baca, waw ~ excited banget ternyata. jadilah lagu ini jadi lagu pertama yang aku putar ketika buka lepi. apalagi melodinya yang rada mellow, langsung ngingetin aku atas kebesaran Allah. Recommend banget deh, 

Apa saja sih yang di pelajari di Mumtaza Center, Bojonegoro? #1

Bagi temen-temen yang mempunyai cita-cita belajar keluar negri, apalagi Timur Tengah, Turki ataupun Malaysia pasti mencari-cari mediator yang sekiranya memumpuni untuk membantu kita dalam lulus ujian selesi yang diadakan oleh kemenag. Dari banyaknya mediator di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Mumtaza Center yang terletak di Bojongoro, Jawa Timur. Kebetulan saya adalah satu alumni-nya di tahun 2018, angkatan Arroid, dan Alhamdulillah saya bisa berangkat dan menjadi mahasiswi Al-Azhar, Mesir. (walau sekarang masih dalam waktu menunggu karena terkendala visa yang belum selesai di acc oleh pihak Mesir)

[REVIEW]IOI-DOWNPOUR

                     Saya adalah tipe orang yang tidak suka dengan lagu-lagu yang liriknya receh dan tidak mengandung makna yang dalam, bahkan jika itu lagu yang sedang populer belakangan ini, saya memilih tidak peduli. Saya lebih menyukai lagu yang mempunyai arti dalam, tidak peduli terkenl atau tidak.                    Dan untuk lagu ini, Mungkin sebenarnya sudah lama banget sejak lagu ini muncul, tapi lagu ini benar – benar tidak kuno. Serius. Sebelum me-review lagunya, ijinkan saya menuliskan beberapa basa-basi tentang lagu ini. Jadi, lagu ini adalah lagu perpisahan dari girlband korea yang bernama IOI.