“Orang
bilang, Sebuah tulisan, bahkan yang tersirat sekalipun, jika dari hati, akan
sampai kepada orang yang dituju. Tapi, Mengapa sampai saat ini, kau tak pernah
tau, bahwa dirimulah yang menjadi muara atas rangkaian aksaraku ?
Orang
bilang, Ketika kau merindukan seseorang, lihatlah ke langit luas dan berdoa
untuknya. Niscaya rindumu –atau setidaknya do’amu akan sampai kepada hati
seseorang yang kau maksud.
Orang
bilang, Manusia itu mahluk yang peka. Sedikitnya mampu menangkap sinyal sinyal
kecil yang menghampirinya.
Tapi,
Mengapa Kamu Tidak ?
Mengapa
semua yang orang bilang itu tidak berlaku sama sekali untukmu ?”
Aku mendesah, kedua bola mataku
menatap nanar ke arah benda persegi yang menyala persis di hadapanku. Setelah
menuliskan kata – kata diatas, entah mengapa aku langsung terjangkit virus writers
block. Aku mulai menyerah. Menyerah untuk menulis sesuatu yang berkaitan
dengan dirimu. Kau tau, akhir – akhir ini aku bahkan menganggap semua tindakan
yang kulakukan ini adalah sebuah kebodohan. Kesia – siaan.
Perlahan, tanganku mulai men-scroll
ke bawah. Mengamati rangkaian kalimat yang telah ribuan hari bertengger di
blog-ku. Satu – satu. Lalu menghela nafas. Ah, mungkin memang benar, aku yang
terlalu berlebihan disini. Terlalu bersemangat. Terlalu meyakini fatwa bahwa
kau akan membaca semua hal yang aku tuliskan.
Lagi
– lagi aku menghela nafas. Lagi - lagi aku merutuki diri sendiri.
Akhirnya
aku mengambil keputusan, Aku akan melupakanmu.
Ah,
Tidak. Maksudku, bukan melupakan. Tapi menyimpannya. Menyimpan rasa ini di
dalam kotak kecil yang tertutup rapat. Sampai tiada celah untuk cahaya masuk.
Lalu meletakkannya di sudut hati. Sampai
berdebu. Sampai aku ‘lupa’ bahwa aku pernah menyimpannya.
Suatu
hari, jika Sang Pemilik Waktu mengizinkan, akan ada saat terindah dimana aku
bisa membukanya sebagai sebuah kenyataan atau sebagai sebuah kenangan. Atau
bisa jadi ada saat yang lain, saat dimana aku harus melepaskanmu.
“Karena,
kau tau ? di dunia yang sebesar ini, sejatinya tak ada hal yang benar – benar
menjadi milik kita. Bahkan hanya untuk sebongkah perasaan. Tidak perlu merasa
kehilangan untuk sesuatu yang bukan milik kita bukan ?”
Saat Hujan, Dua February 2016
-Perempuan itu.
Part 1 : http://rara-syarifah.blogspot.co.id/2015/03/autumn-stories-1.html
Part 2 : http://rara-syarifah.blogspot.co.id/2015/03/autumn-stories-kamu.html
Part 3 : http://rara-syarifah.blogspot.co.id/2015/04/autumn-stories-aku-saat-dia-menjawab.html
Part 2 : http://rara-syarifah.blogspot.co.id/2015/03/autumn-stories-kamu.html
Part 3 : http://rara-syarifah.blogspot.co.id/2015/04/autumn-stories-aku-saat-dia-menjawab.html
apik mba..
BalasHapusSampai berdebu. Sampai aku ‘lupa’ bahwa aku pernah menyimpannya.
iya, makasih yaa ~
Hapus