“Karena
aku mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang sewaktu-waktu diambil. Aku belajar
bagaimana caranya melepaskan. Aku belajar bagaimana menyikapi kepergian.
Aku
belajar mengosongkan diri dari apapun yang memenuhi. Hingga setiap ruang dalam
hati terasa lebih lapang dari biasanya. Lalu…mengisinya lagi dengan lebih
tertata dan bijaksana”.- masgun
Ada banyak
sekali barang yang memenuhi hati. Beberapa berupa barang yang berguna namun mungkin
lebih banyak yang berupa rongsokan. Tak ada artinya dan hanya membuat hati
menjadi sesak. Sayangnya, seringkali
kita tak sadar dan membiarkan barang rongsokan itu bertumpuk. Berharap suatu
saat akan digunakan padahal nurani kita tau bahwa itu tidak akan terjadi.
Atas dasar
itulah mungkin hati kita kelebihan muatan. Tergores sana sini karna tajamnya
ujung barang tak berguna itu. Terluka di ujung sana dan sini karna menahan
sesuatu yang tidak sepantasnya.
Sesuatu yang
seharusnya kita lepaskan malah kita genggam erat dengan menjadikan ego sebagai
asas.
Jikalau kita
merasa hati kita sakit janganlah sekali – kali menyalahkan orang lain. karena
sebenarnya di dalam hati terdalam, kita mengerti bahwa yang membuat hati kita
sakit adalah diri kita sendiri.
Mungkin
memang ada yang sebaiknya di lepaskan karena kita tau hal itu tak mungkin kita
jangkau.
Mungkin
memang seharusnya kita berhenti kemudian meninjau ulang kehidupan hati kita.
Menerima apa yang perlu diterima dan mengikhlaskan apa yang perlu di ikhlaskan. Berdamai dengan
masa lalu.
Probolinggo, 09 Juni 2016 | ©Rarasyarifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar