Setelah sekian
lama menunggu, Akhirnya Bang Tere menerbitkan buku baru. Yeay ! sebenarnya gak
pernah nyangka kalo bakalan ada buku baru. Maksudnya kita semua tau bahwa buku
yang akan diterbitkan di awal tahun 2016 itu adalah Matahari. Tapi,
Hujan datang dan syalaaa .. terbit duluan !
Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang melupakan
Tentang perpisahan
Tentang hujan
Siapa yang
tidak penasaran jika sinopsis di belakang cover bukunya hanya bertuliskan
kalimat – kalimat diatas. Saya yang termasuk dalam penggemar tulisan Bang Tere
tentu berlomba - lomba untuk
mendapatkannya duluan. Namun, entah bukan keberuntungan saya atau bagaimana,
ketika ingin pre-order ternyata stock nya sudah habis. Rencana ke
Toga Mas juga gak jadi – jadi, akhirnya berpasrah dirilah saya.
Waktu
berpasrah diri itulah saya dengan iseng membuka Instagram, ternyata teman
sekelas saya udah ada yang beli, dengan semangat 45 saya langsung comment, mau
pinjam. Dengan pede-nya saya mikir kalo saya adalah pemiminjam pertama. Taunya pas
ketemu langsung saya adalah peminjam nomor sekian belas. Saya kecewa lagi. Berpasrah
diri lagi.
Entah beberapa
malam setelah hari itu, saya iseng lagi- ke kamar adek kelas saya. Eh ternyata
dia punyaaa. Langsunglah saya pinjam ! dan tanpa antri – antria an ! catat ! Allah memang punya rencana
yang terbaik.
****
Saat Hujan.
Novel ini diawali dengan keinginan
Lail menghapus memorinya tentang seseorang yang dibantu dengan Elijah, Sang
terapis. Akan tetapi, sebelum benar – benar menghapusnya ia harus terlebih
dahulu menceritakan alasan mengapa ia ingin menghapus ingatannya. Dengan dimulai
nya kisah yang diceritakan oleh Lail, maka dimulai juga kisah awal di novel
ini.
Setting waktu di novel ini ditulis
dengan anti-mainstream yakni tahun 2042-2050. Maka tak heran jika penggunaan
teknologi canggih begitu ditonjolkan. Mobil terbang. Fasilitas umum tanpa
petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis. Dan untuk tempatnya, sama
sekali taka da keterangan. Hanya sebuah wilayah yang memiliki Ibu Kota dan
kotanya dibagi ke dalam Sektor.
Berbalut dengan genre science
fiction Tere Liye berhasil membuat cerita yang benar – benar indah bagi
saya. Alur nya maju – mundur tapi tidak membingungkan. Kisah cintanya pun
terfokus dengan Lail dan Esok saja. Bagaimana mereka melewati hari – hari setelah
terjadinya tragedy dahsyat meletusnya gunung merapi.
Kenapa
Hujan ?
Karena semua
peristiwa yang terjadi dengan Lail dan esok selalu berkaitan dengan satu waktu,
Hujan. Entah hujan asam, hujan salju maupun hujan air. Dan menurut Sang
penulis, -Tere Liye tokoh utama dalam novel ini bukanlah Esok, maupun
Lail. Namun, Hujan itu sendiri.
Jujur, novel
ini menjadi novel nomor satu yang saya suka dari Tere Liye. Mengganti novel sebelumnya,
Sunset bersama Rosie. Novel ini benar – benar genre saya dan saya
banget. Saya bahkan sempat menangis saat membaca bagian ending.
Bukan Tere
Liye namanya jika di dalam novelnya tidak ada quotes yang menyentuh hati
dan pelajaran berharga. Di novel ini kita diajarkan bagaimana seharusnya
menjaga sebuah hati. Menjaga sebuah perasaan. Bagaimana seharusnya melupakan
itu.
“Bukan melupakan masalahnya. Tapi
menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi
jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan. – hal 308
Sangat di
rekomendasikan untuk semua orang. Apalagi untuk orang yang sedang bergemelut
dengan hatinya. Bedebat antara hal yang harusnya dilakukan. Hey, read this
book !
Toh semua akan kalah oleh waktu. Ibu belajar banyak bahwa sebenarnya hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang yang berhasil menaklukkan diri sendiri. Mesi terasa sakit, menangis, marah-marah, tapi pada akhirnya bisa tulus melepaskan, maka dia telah berhasil menaklukkan diri sendiri.“ – hal 298
Kelas, 08 Maret 2016 | ©Rara Syarifah.
(Semoga Ujian kali ini mendapat
nilai apik XD )
Aku juga nungguin novelnya Matahari. Lama juga ya :D
BalasHapusiya. kabar nya sih pertengahan 2016
HapusWah jadi pengen baca.. :D
BalasHapusbaca aja mbak, gak bakalan nyesel kok hehe
Hapus