Aku pernah bertemu seorang lelaki, dia selalu bercanda.
Sampai-sampai aku bingung mana yang benar dan salah. Mana yang diucapkan dengan
serius atau hanya sekedar gombalan semata. Kadangkala dia bersikap begitu
perhatian, mengamati setiap gerak-gerikku. Sedetik kemudian berganti menjadi
sosok yang dingin, tak peduli. Lalu, hari berikutnya ia menjadi sosok yang sangat
manja.
Siapa yang tidak bingung. Jatuh cinta kepada seorang
lelaki yang memiliki seribu kepribadian. Dia baik, tapi bukan hanya padaku. Dia
perhatian, tapi bukan hanya padaku. Dia ramah, tapi bukan hanya padaku. Jadi,
apa yang membuatku begitu yakin bahwa dia berbalik ke arahku? Tidak ada. Itu
hanya sepenuhnya asumsiku.
Percuma sebenarnya aku menulis beribu-beribu kalimat
puitis. Ia sama sekali tidak mengerti. Baginya, membaca berlembar-lembar arab
gundul lebih mudah daripada menafsirkan aksaraku. Aku tertawa mendengarnya.
Sifat kita benar-benar tebalik. Dia kutub utara dan aku kutub selatan. Tidak
ada persamaan kecuali satu hal : mimpi.
Kita mempunyai mimpi yang sama meskipun dia terlampau
jauh bagiku. Aku yang masih harus
mencabut rumput untuk membuat jalan sedang dia tinggal membersihkan
kerikil-kerikil dari jalannya yang telah mulus. Aku merasa ringkih. Lagipula
dia bilang, jalannya masih jauh. Aku maklum. Ada beribu manusia yang akan
ditemui nantinya. Masih banyak yang lebih baik.
Beranikah aku berkata bahwa dia berbeda? Tidak. Tidak
sampai dia mengerti sendiri bahwa aku menganggapnya sebagi sosok yang berbeda.
Ah lagi-lagi aku merasa kerdil. aku ingin meyakinkannya bahwa aku berproses.
Aku akan menjadi lebih baik kedepannya, bukan untuk dia. Tapi untuk diriku
sendiri agar aku percaya pada diri sendiri bahwa aku bisa menyukai lelaki
sepertinya.
Dan lihatlah, aku terlalu menulis banyak basa-basi yang
tidak penting. Tapi entah aku lega. Aku seperti membuang tumpukan kertas yang
sudah menggunung di pojok ruangan, atau seperti membersihkan puluhan jaring
laba-laba yang bersarang di langit-langit kamarku.
Katakanlah bahwa ini berlebihan. Katakanlah aku terlalu
mengada-ngada untuk menulis kata-kata sebanyak ini. Silahkan. Tidak ada yang
mengetahui hati seseorang kecuali sang pemilik hati tersebut, bukan ?
Bjn, 14.22
29-11-2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar